Tautan Khutbah Jum’at: Kiat Menghadapi Fitnah Akhir Zaman ini merupakan rekaman khutbah Jum’at yang disampaikan oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. di Masjid Al-Barkah, Komplek Rodja,
Semoga kita bisa mengambil pelajaran dari Khutbah Idul Fitri kali ini untuk menyemangati para pemuda supaya menjadi lebih pemberani dalam membela Islam. Khutbah Pertama Alhamdulillah hamdan katsiron thoyyiban mubaarokan fiih kamaa yuhibbu robbuna wa yardho. Asy-hadu alla ilaha illallah wahdahu laa syarika laah wa asy-hadu anna Muhammadan abduhu wa rasuuluh. Allahumma sholli ala Muhammad wa ala aalihi wa man taabi’ahum bi ihsaanin ilaa yaumid diin. Yaa ayyuhal ladziina aamanut taqullaha haqqo tuqootihi wa laa tamuutunna illa wa antum muslimin Allahommanfa’anaa bi maa allamtanaa wa alimnaa maa yanfa’unaa wa zidnaa ilmaa Amma ba’du … Alhamdulillah, segala puji bagi Allah. Detik ini kita telah berada di hari yang fithri, hari tidak berpuasa, setelah sebulan penuh kita menjalankan ibadah shiyam. Kita saat ini telah berada di hari kegembiraan. Kita bangga dengan puasa kita di saat kita berbuka dan berbangga pula dengan bekal puasa di hadapan Allah kelak. اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَاَللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ Kumandang takbir pun sebagai penyempurna ibadah shiyam yang kita jalani selama sebulan penuh. Allah Ta’alaberfirman, وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ “Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu bertakwa pada Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.” QS. Al Baqarah 185 اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَاَللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ Tema yang kita bahas kali ini adalah seputar pemuda agar penyemangat bagi mereka untuk segera bangkit dari tidur-tidur mereka. Kita lihat dalam khutbah Idul Fitri kali ini siapakah di antara mereka yang benar-benar mulia dan bagaimana penyimpangan saat ini serta bagaimana bandingan dengan anjuran Nabi shallallahu alaihi wa sallamdan keadaan pemuda pada masa emas Islam pada masa sahabat Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Moga Allah beri taufik dan hidayah bagi semua. اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَاَللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ Ini hadits pertama yang membicarakan tentang pemuda. Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam, beliau shallallahu alaihi wa sallambersabda, “Tujuh golongan yang dinaungi Allah dalam naungan-Nya pada hari di mana tidak ada naungan kecuali naungan-Nya di antaranya وَشَابٌّ نَشَأَ بِعِبَادَةِ اللهِ “Seorang pemuda yang tumbuh dewasa dalam beribadah kepada Allah,”HR. Bukhari, no. 1423 dan Muslim, no. 1031 Kalau sifat pemuda saat ini zaman now Israf dan tabdzir israf adalah memanfaatkan sesuatu berlebih dan tabdzir adalah memanfaatkan sesuatu kepada tempat yang tidak pantas atau maksiat Pemudinya buka-bukaan aurat Waktu banyak habis dengan hal yang sia-sia Senangnya mabuk-mabukan Senangnya pacaran hingga berzina Takut untuk menikah, namun senang berzina Pemuda malas berjamaah di masjid Paling durhaka kepada orang tua dan senang membentak orang tuanya Kurang berada dalam majelis ilmu tidak pernah mau menuntut ilmu agama Sebenarnya Allah kagum kepada pemuda yang berada di jalan yang lurus Dari Uqbah bin Amir radhiyallahu anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ لَيَعْجَبُ مِنَ الشَّابِّ لَيْسَتْ لَهُ صَبْوَةٌ “Sungguh Allah sangat mengagumi seorang pemuda yang tidak menyimpang dari kebenaran.” HR. Ahmad, 4151. Syaikh Syu’aib Al-Arnauth mengatakan bahwa hadits ini hasan lighairihi Lihatlah amanah besar yang diberikan kepada para pemuda pada masa silam Abu Bakar pernah berkata kepada Zaid bin Tsabit dan ketika itu hadir pula Umar bin Al-Khattab, إِنَّكَ رَجُلٌ شَابٌّ عَاقِلٌ وَلاَ نَتَّهِمُكَ ، كُنْتَ تَكْتُبُ الْوَحْىَ لِرَسُولِ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – فَتَتَبَّعِ الْقُرْآنَ فَاجْمَعْهُ “Engkau itu seorang pemuda yang cerdas dan kami pun tidak ragu padamu, engkau dahulu pernah menulis wahyu Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, telusurilah Al-Qur’an lalu kumpulkanlah.” HR. Bukhari, no. 4679 Ini juga pujian dari Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiyallahu anhu pada seorang pemuda seperti Zaid bin Tsabit yang diberi amanah untuk mengumpulkan Al-Qur’an. Para pemuda harusnya menjauhi maksiat sejak masa muda, balasannya Allah akan menjaganya ketika tua Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam pernah memberi nasehat pada Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma, يَا غُلاَمُ إِنِّى أُعَلِّمُكَ كَلِمَاتٍ احْفَظِ اللَّهَ يَحْفَظْكَ “Wahai anak kecil, jagalah Allah, niscaya Allah akan menjagamu.” HR. Tirmidzi, no. 2516 dan Ahmad, 1293. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan. Pemuda tujuh tahun sudah menjadi imam shalat Amr bin Salimah pernah menjadi imam sejak usia belia. Sebagaimana disebutkan dalam Shahih Bukhari hadits berikut, Amr bin Abi Salimah menyatakan bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, صَلُّوا صَلاَةَ كَذَا فِى حِينِ كَذَا ، وَصَلُّوا كَذَا فِى حِينِ كَذَا ، فَإِذَا حَضَرَتِ الصَّلاَةُ ، فَلْيُؤَذِّنْ أَحَدُكُمْ ، وَلْيَؤُمَّكُمْ أَكْثَرُكُمْ قُرْآنًا » . “Lakukanlah shalat ini pada waktu ini dan shalat itu pada waktu itu. Jika waktu shalat sudah masuk, hendaklah salah seorang dari kalian mengumandangkan azan dan yang paling banyak hafalan Qur’annya hendaklah menjadi imam.” Amr lantas mengatakan, فَنَظَرُوا فَلَمْ يَكُنْ أَحَدٌ أَكْثَرَ قُرْآنًا مِنِّى ، لِمَا كُنْتُ أَتَلَقَّى مِنَ الرُّكْبَانِ ، فَقَدَّمُونِى بَيْنَ أَيْدِيهِمْ ، وَأَنَا ابْنُ سِتٍّ أَوْ سَبْعِ ، سِنِينَ “Mereka semua saling memandang. Ketika itu tidak ada yang punya hafalan Qur’an yang lebih banyak dari diriku, karena sudah banyak mendapatkan hafalan dari para pengendara dahulu. Mereka pun mengajukan diriku sebagai imam bagi mereka, padahal aku masih berusia enam atau tujuh tahun.” HR. Bukhari, no. 4302 Para pemuda yang benci kepada orang kafir, bukan senang menyerupai mereka Abdurrahman bin Auf radhiyallahu anhu menceritakan, “Ketika Perang Badar aku berada di tengah saja dari sisi kanan dan kiriku muncul dua orang pemuda yang masih sangat belia. Aku berharap seandainya saat itu aku berada di antara tulang-tulang rusuk mereka untuk melindungi mereka, pen.. Salah seorang dari mereka mengedipkan mata kepadaku dan berkata, “Wahai paman, engkau kenal Abu Jahal?” Kukatakan kepadanya, “Anakku, apa yang akan kau perbuat dengannya?” Pemuda itu kembali berkata, “Aku mendengar bahwa ia telah mencela Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Aku pun bersumpah kepada Allah seandainya aku melihatnya niscaya aku akan membunuhnya atau aku yang akan mati di tangannya.” Aku pun tercengang kaget dibuatnya. Lalu pemuda yang satunya lagi mengedipkan mata kepadaku dan mengatakan hal yang sama kepadaku. Seketika itu aku melihat Abu Jahal berjalan di tengah kerumunan orang. Aku berkata, “Tidakkah kalian lihat? Itulah orang yang kalian tanyakan tadi.” Mereka pun saling berlomba mengayunkan pedangnya hingga keduanya berhasil membunuh Abu Jahal.” Kemudian mereka menghadap Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam dan memberitahukan kepada beliau. Maka beliau bertanya, “Siapakah di antara kalian berdua yang membunuhnya?” Keduanya mengacung lalu mengatakan, “Saya yang telah membunuhnya.” Rasul shallallahu alaihi wa sallam lantas bertanya, “Apakah kalian sudah membersihkan pedang kalian?” Mereka menjawab, “Belum.” Perawi berkata, “Lalu beliau memeriksa pedang mereka dan bersabda, كِلاَكُمَا قَتَلَهُ Kalian berdua telah membunuhnya.’” Kemudian beliau memutuskan bahwa harta rampasannya untuk Mu’adz Ibnu Amr Ibnu al-Jamuh. Kedua pemuda itu adalah Mu’adz bin Afra’ dan Mu’adz bin Amr bin Al-Jamuh.HR. Bukhari, no. 3141 dan Muslim, no. 1752 Cara membahagiakan orang tua Atha’ pernah ditanya oleh seseorang yang ibunya meminta kepadanya untuk shalat wajib dan puasa Ramadhan saja tidak ada amalan sunnah, pen., apakah perlu dituruti. Atha’ mengatakan, “Iya tetap dituruti perintahnya tersebut.” Al-Birr li Ibnil Jauzi, hlm. 67. Dinukil dari Kitab Min Akhbar As-Salaf Ash-Shalih, hlm. 398 Usamah bin Zaid, seorang sahabat yang dirinya dan orang tuanya disayangi oleh Rasul shallallahu alaihi wa sallammenyatakan bahwa ia memiliki seribu pohon kurma. Ia memang sengaja mempercantik atau merapikannya. Lalu ada yang berkata pada Usamah, kenapa bisa sampai lakukan seperti itu. Usamah menjawab bahwa ibunya sangat suka jika melihat keadaan kebun kurma itu indah, maka ia melakukannya. Apa saja hal dunia yang diminta oleh ibunya, ia pasti memenuhinya. Al-Birr li Ibnil Jauzi, hlm. 225. Dinukil dari Kitab Min Akhbar As-Salaf Ash-Shalih, hlm. 396 Nikah muda itu jadi ajaran Nabi, bukan menunda nikah, bukan takut menikah, bukan orang tua persulit nikah hingga mapan Dari Alqamah, ia berkata bahwa ia pernah berjalan bersama Abdullah di Mina. Lantas Abdullah bertemu dengan Utsman. Ia pun berdiri bersama Utsman kemudian berbincang-bincang, Utsman berkata pada Abdullah, “Wahai Abu Abdirrahman, kenapa engkau tidak menikahi seorang gadis saja yang masih muda supaya ia mengingatkanmu pada masa lalumu.” Abdullah mengatakan, “Dorongan untuk menikah seperti itu pernah disampaikan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam pada kami, يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ » “Wahai para pemuda, barangsiapa yang memiliki baa-ah , maka menikahlah. Karena itu lebih akan menundukkan pandangan dan lebih menjaga kemaluan. Barangsiapa yang belum mampu, maka berpuasalah karena puasa itu bagai obat pengekang baginya.” HR. Bukhari, no. 5065 dan Muslim, no. 1400. Pemuda kalau menurut ulama Syafi’iyah adalah mereka yang berusia di bawah 30 tahun. Syarh Shahih Muslim, 9154 Dari penjelasan ini, mana sekarang pemuda pemberani? Mana pemuda yang Tidak mau boros dan tidak menyusahkan orang tuanya, mau bekerja dan mandiri? Menutup aurat, bukan umbar aurat? Pintar memenej waktu dan memanfaatkannya untuk kebaikan? Yang tidak gemar bermaksiat? Yang gemar berada di lingkungan yang baik? Yang berani menikah dan tidak cemen, bukan maunya terus berzina? Yang shalat lima waktu rutin di masjid, mengumandangkan azan, dan menjadi imam shalat? Senang berbakti dan berbuat baik kepada kedua orang tua? Senang tholabul ilmu ngaji biar semakin dekat kepada Allah? Kami tunggu pemuda-pemuda pemberani yang moga bangkit segera setelah Ramadhan ini. Aquulu qouli hadza, wastaghfirullaha lii wa lakum wa li saa-iril muslimin innahu huwas sami’ul aliim. Khutbah Kedua Ahmadullah Robbi wa asykuruhu, wa asyhadu alla ilaha illallah wa asyhadu anna Muhammadan abduhu wa rasuluh, Allahumma shalli wa sallim ala nabiyyinaa Muhammad wa ala aalihi wa ash-habihi ajma’in. Jamaah Shalat Ied yang moga senantiasa diberkahi oleh Allah Ta’ala … Hari ini juga punya keistimewaan karena bertemunya dua ied yaitu shalat Idul Fitri dan shalat Jumat. “Ibnu Az-Zubair ketika hari ied yang jatuh pada hari Jum’at pernah shalat ied bersama kami di awal siang. Kemudian ketika tiba waktu shalat Jum’at Ibnu Az-Zubair tidak keluar, beliau hanya shalat sendirian. Tatkala itu Ibnu Abbas berada di Thaif. Ketika Ibnu Abbas tiba, kami pun menceritakan kelakuan Ibnu Az Zubair pada Ibnu Abbas. Ibnu Abbas pun mengatakan, “Ia adalah orang yang menjalankan ajaran Nabi ashobas sunnah.” HR. Abu Daud no. 1071. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini shahih. Dari Jubair bin Nufair, ia berkata bahwa jika para sahabat Rasulullah shallallahu alaihi wa sallamberjumpa dengan hari ied Idul Fithri atau Idul Adha, pen, satu sama lain saling mengucapkan, “Taqobbalallahu minna wa minkaSemoga Allah menerima amalku dan amal kalian.” Al Hafizh Ibnu Hajar mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan. Fath Al-Bari, 2446 اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَةِ اللَّهُمَّ أَلِّفْ بَيْنَ قُلُوبِنَا، وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِنَا، وَاهْدِنَا سُبُلَ السَّلَامِ، وَنَجِّنَا مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ، وَجَنِّبْنَا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، وَبَارِكْ لَنَا فِي أَسْمَاعِنَا، وَأَبْصَارِنَا، وَقُلُوبِنَا، وَأَزْوَاجِنَا، وَذُرِّيَّاتِنَا، وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ، وَاجْعَلْنَا شَاكِرِينَ لِنِعَمِكَ مُثْنِينَ بِهَا عَلَيْكَ، قَابِلِينَ لَهَا، وَأَتِمِمْهَا عَلَيْنَا اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى ، والتُّقَى ، والعَفَافَ ، والغِنَى اللَّهُمَّتَقَبَّلْ صِيَامَنَا وَقِيَامَنَا وَتِلاَوَتَنَا إِنَّكَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا اللَّهُمَّ أكْثِرْ أَمْوَالَنَا، وَأَوْلاَدَنَا، وَبَارِكْ لَنَا فِيمَا أَعْطَيْتَنَا وَأطِلْ حَيَاتَنَا عَلَى طَاعَتِكَ، وَأحْسِنْ أَعْمَالَنَا وَاغْفِرْ لَنَا رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ و َمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ Taqabbalallahu minna wa minkum shalihal a’mal. Kullu aamin wa antum bi khair. — Diselesaikan pada Jumat pagi, 1 Syawal 1439 H 15-06-2018 di rumah tercinta Dusun Warak, Desa Girisekar, Panggang, Gunungkidul, persiapan Khutbah Ied di Pesantren Darush Sholihin Oleh Muhammad Abduh Tuasikal Artikel
ContohCeramah Singkat Tentang Ilmu dan Pendidikan. “Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatu. Rasa syukur kita ucapkan karena diberi kesempatan untuk tertatap muka hari ini. Saya berterima kasih karena diberi kesempatan untuk menginformasikan beberapa hal tentang pendidikan, yang saat ini menjadi sorotan banyak pihak.
Oleh Uray Helwan إِنَّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَ نَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَـغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِالله ِمِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَ مِنْ سَـيِّـَئاتِ أَعْمَالِنَا, مَنْ يَهْدِهِ الله فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ, أَرْسَلَهُ بِالْحَقِّ بَشِيْرًا وَنَذِيرًا بَيْنَ يَدَىِ السَّاعَةِ, مَنْ يُطِعِ الله وَرَسُولَهُ فَـقَدْ رَشَدَ, وَمَنْ يَعْصِهِمَا فَاِنَّهُ لَا يَضُرُّ اِلَّا نَفْسَهُ وَلَا يَضُرُّ اللهَ شَيْءً أَعُوْذُ بِالله مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ اَللَّهُمَّ صَلِّ وّسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَ التـَّابِعِيْنَ وَاتَّـابِعُ التـَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِ حْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَمَّا بَعْدُ. فَـإِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَـابُ اللهِ , وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّ الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّالْأُمُوْرِ مُحْدَثاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعُةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ وَكُلَّ ضَلَالَةٍ فِىالنَّارِ Para hamba Allah, sidang Jum’at rahimakumullah. Pada kesempatan yang berbahagia ini khotib berwasiat kepada dirinya dan kaum muslimin yang hadir pada majelis ini, dengan wasiat taqwa, sebagaimana firman Allah yang telah dibacakan tadi yang artinya “Hai orang-orang yang beriman bertaqwalah kalian kepada Allah dengan sebenar-benar taqwa, dan janganlah kalian mati melainkan dalam keadaan muslim”. Salah satu keistimewaan umat akhir zaman adalah menjadi penyaksi sejarah kebenaran ayat-ayat Allah dan nubuwwat Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Kalau masa dahulu tatkala Rasulullah masih berada di tengah-tengah umat, keimanan para shahabat benar-benar paripurna. Keimanan mereka terhujam dalam hati sanubari. Meskipun apa yang dikatakan oleh Al Qur’an dan Sabda Rasulullah, belum nyata pada penginderaan mereka, namun ketika benar berasal dari Allah dan Rasul-Nya, tanpa ada keraguan sedikitpun, mereka menyatakan keimanan. Para hamba Allah, itulah umat terdahulu, sebaik-baik umat yang Allah taqdirkan menjadi pendamping kerasulan Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam. Lain halnya dengan kita saat ini, umat Rasulullah akhir zaman. Meskipun fisik beliau tidak berada di tengah-tengah kita, akan tetapi nubuwwat yang beliau sabdakan 14 abad silam, nyata dan benar-benar terjadi dalam lintasan sejarah. Begitupula ayat-ayat Al Qur’an, benar-benar aksiomatik yang kebenarannya mutlak siap diuji di pentas ilmiah. Sehingga tidak ada celah untuk meragukan, kebenarannya tak mungkin tertutupi, ibarat terangnya cahaya matahari di siang hari. Jelas dan tegas. Pada kondisi seperti ini penolakan terhadap kebenaran Al Islam bukan karena kaburnya berita, melainkan lantaran kejahilan dan hasadnya hati. Mereka tidak mencintai Allah si Pemilik Al Haq yang telah mengutus Rasul-Nya dan menurunkan Al Islam. Mereka tidak takut terhadap ancaman Allah yang memiliki perbendaharaan siksa yang pedih. Mereka tidak berpihak kepada Allah, sebaliknya lebih berpihak kepada hawa nafsunya. Mereka pada dasarnya, sadar atau tidak sadar, telah bertuhan kepada hawa nafsu, firman Allah yang artinya أَفَرَءَيْتَ مَنِ ٱتَّخَذَ إِلَٰهَهُۥ هَوَىٰهُ وَأَضَلَّهُ ٱللَّهُ عَلَىٰ عِلْمٍ وَخَتَمَ عَلَىٰ سَمْعِهِۦ وَقَلْبِهِۦ وَجَعَلَ عَلَىٰ بَصَرِهِۦ غِشَٰوَةً فَمَن يَهْدِيهِ مِنۢ بَعْدِ ٱللَّهِ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya? Dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah membiarkannya sesat. Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran QS. Al Jatsiyah 23 Para Hamba Allah Kaum Muslimin Hafizhokumullah, Walaupun kebenaran telah nyata, bukan berarti keimanan umat akhir zaman mulus berlalu tanpa ujian. Ujian tetap ada sepanjang masa. Ujian keimanan bagi segenap umat adalah sunnatullah yang mesti dilalui oleh siapapun yang menghendaki jalan kebenaran. Ujian keimanan yang dihadapi oleh umat akhir zaman adalah antara lain Pertama, mereka beriman ketika kondisi umat terpecah-belah dalam berbagai golongan dan pemahaman. Dalam sebuah hadits, Beliau bersabda, yang artinya أَلاَ إِنَّ مَنْ قَبْلَكُمْ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ افْتَرَقُوا عَلَى ثِنْتَيْنِ وَسَبْعِينَ مِلَّةً وَإِنَّ هَذِهِ الْمِلَّةَ سَتَفْتَرِقُ عَلَى ثَلاَثٍ وَسَبْعِينَ ثِنْتَانِ وَسَبْعُونَ فِي النَّارِ وَوَاحِدَةٌ فِي الْجَنَّةِ وَهِيَ الْجَمَاعَةُ “Ingatlah sesungguhnya orang-orang sebelum kamu dari ahli kitab itu berpecah-belah menjadi tujuh puluh dua golongan dan sesungguhnya umat ini akan berpecah belah menjadi tujuh puluh tiga golongan, yang tujuh puluh dua golongan di dalam neraka sedang yang satu di dalam surga, yaitu Al-Jama’ah….” HR. Abu Dawud dan Ahmad. Para Hamba Allah Sekalian, Inilah salah satu perbedaan mendasar antara kondisi Muslimin pada masa Rasulullah dan para sahabat, dengan Ummat Islam kala ini. Kalau dulu kaum Muslimin hidup terpimpin, satu jama’ah dan satu komando dari Rasulullah atau khalifah sebagai pemimpin umat. Namun saat ini umat Islam hidup membutir, bergolong-golongan, terkotak-kotak dalam sekat teritorial negara, saling membanggakan mazhab, saling menghujat, dan berbagai sikap dan perilaku yang mengarah pada ikhtilaf dan tafarruq. Dalam Al Qur’an Allah sebutkan, situasi seperti ini hanya akan mendatangkan azab yang pedih وَلا تَكُونُوا كَالَّذِينَ تَفَرَّقُوا وَاخْتَلَفُوا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْبَيِّنَاتُ وَأُولَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ “Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang berpecah belah dan berselisih setelah datang kepada mereka keterangan yang nyata, bagi mereka azab yang pedih”. QS. Ali Imran105. Para hamba Allah kaum muslimin, rahimakumullah. Seharusnya dengan nubuwwat Rasulullah seperti disebutkan tadi, tentang terpecahnya muslimin dalam banyak golongan, dan sekarang sudah nyata-nyata terjadi, menjadikan umat akhir zaman, kita-kita ini, untuk semakin selektif dalam menyeleksi apa-apa yang harus diikuti dan mana yang mesti ditinggalkan. Kalau kita lihat redaksi hadits di atas, maka seharusnya fokus perhatian kita, adalah kembali pada kalimat Al Jama’ah, agar kita selamat dari situasi perpecahan dan perselisihan umat. Kemudian, ujian kedua, adanya manusia-manusia yang menyampaikan seruan, terlihat seperti menyampaikan kebenaran, akan tetapi sebenarnya justru menyeru kepada pintu-pintu neraka. Dalam sebuah hadits yang panjang dari sahabat Huzaifah Ibnul Yaman, beliau bersabda, قَالَ نَعَمْ دُعَاةٌ عَلَى أَبْوَابِ جَهَنَّمَ مَنْ أَجَابَهُمْ إِلَيْهَا قَذَفُوْهُ فِيهَا قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ صِفْهُمْ لَنَا قَالَ هُمْ مِنْ جِلْدَتِنَا وَيَتَكَلَّمُونَ بِأَلْسِنَتِنَا “…..Rasulullah menjawab “Ya, yaitu adanya penyeru-penyeru yang mengajak ke pintu-pintu Jahannam. Barangsiapa mengikuti ajakan mereka, maka mereka melemparkannya ke dalam Jahannam itu.” Aku bertanya “Ya Rasu lullah, tunjukkanlah sifat-sifat mereka itu kepada kami.” Rasululah menjawab “Mereka itu dari kulit-kulit kita dan berbicara menurut lidah-lidah bahasa kita……….”. Muslim dan Ibnu Majah. Para hamba Allah, hari ini nubuwwat tersebut benar-benar nyata. Lihat dan perhatikan baik-baik apa yang terjadi di sekeliling kita, banyak sekali mereka yang memperlihatkan fisik seperti seorang muslim yang sholeh, akan tetapi hatinya serigala, lisannya penuh dengan fitnah dan petuahnya adalah petuah menuju kesesatan. Ada yang mengingkari hadits Rasulullah, ada yang ingin merenovasi syariat Islam, ada yang meragukan kebenaran al jama’ah dan kembalinya khilafah, ada yang mengatakan baiat yang dilakukan saat ini adalah bid’ah, serta ada pula yang meyakini hadirnya nabi baru, bahkan ada yang mengaku sebagai jibril dan Imam Mahdi. Naudzubillah min dzalik. Diriwayatkan dari Abdullah bin Amr radhiyallahu anhu, ia berkata, aku mendengar Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda إِنَّ اللهَ لاَ يَقْبِضُ الْعِلْمَ انْتِزَاعًا يَنْتَزِعُهُ مِنَ الْعِبَادِ، وَلَكِنْ يَقْبِضُ الْعِلْمَ بِقَبْضِ الْعُلَمَاءِ حَتَّـى إِذَا لَمْ يَبْقَ عَالِمًا اتَّخَذَ النَّاسُ رُءُوسًا جُهَّالاً فَسُئِلُوا، فَأَفْتَوْا بِغَيْرِ عِلْمٍ فَضَلُّوا وَأَضَلُّوا “Bahwasanya Allah tidak akan mencabut ilmu dengan sekaligus dari manusia. Tetapi Allah menghilangkan ilmu agama dengan mematikan para ulama. Apabila sudah ditiadakan para ulama, orang akan banyak memilih orang-orang jahil sebagai pemimpinnya. Apabila pemimpin yang jahil itu ditanya mereka akan berfatwa tanpa ilmu pengetahuan. Mereka sesat dan menyesatkan orang lain”. HR. Muslim. Para hamba Allah Kaum muslimin Rahimakumullah, Berikutnya ujian ketiga, yakni dorongan kepada syahwat dan daya tarik duniawi yang sampai pada titik klimaks. Sebuah hadits menyatakan, bahwa beliau Shallallahu alaihi wasallam bersabda وَإِنَّهُ سَيَخْرُجُ مِنْ أُمَّتِي أَقْوَامٌ تَجَارَى بِهِمْ تِلْكَ ا ْلأ هْوَاءُ كَمَا يَتَجَارَى الْكَلْبُ لِصَاحِبِهِ وَقَالَ عَمْرٌو الْكَلْبُ بِصَاحِبِهِ لاَ يَبْقَى مِنْهُ عِرْقٌ وَلاَ مَفْصِلٌ إِلاَّ دَخَلَهُ “….dan sesungguhnya akan ada dari umatku beberapa kaum yang dijangkiti oleh hawa nafsu sebagaimana menjalarnya penyakit anjing gila dengan orang yang dijangkitinya, tidak tinggal satu urat dan sendi ruas tulangnya, melainkan dijangkitinya.” HR. Abu Dawud dan Ahmad. Para hamba Allah sekalian, Fitnah syahwat sekarang ini, benar-benar telah sampai pada titik yang sangat meprihatinkan. Manusia berlomba-lomba mengumbar syahwat. Manusia yang mukmin sangat teruji untuk istiqomah agar bersih dari fitnah syahwat. Kalaupun ia mampu, bisa jadi anak dan istrinya terjerumus kedalam lingkaran fitnah syahwat. Dunia, saat ini diperlihatkan kepada kita dalam bentuk yang tidak membuat mata kita berkedip dan membuat nafsu kita bergejolak. Dalam sebuah hadits, Beliau bersabda yang artinya “Akan datang suatu zaman saat itu orang yang beriman tidak akan dapat menyelamatkan imannya, kecuali bila dia lari membawanya dari puncak bukit ke puncak bukit yang lain dan dari suatu gua ke gua yang lain. Maka apabila zaman itu telah tiba, segala mata pencaharian tidak dapat diperoleh kecuali dengan melaksanakan sesuatu yang menyebabkan kemurkaan Allah. Apabila ini terjadi, maka kebinasaan seseorang adalah dari sebab mengikuti kehendak isteri dan anak-anaknya. Kalau ia tidak mempunyai isteri dan anak, maka kebinasaannya dari sebab mengikuti kehendak kedua orang tuanya. Dan jikalau orangtuanya sudah tiada, maka kebinasaannya dari sebab mengikuti kehendak familinya atau dari sebab mengikuti kehendak tetangganya”. Sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah apakah maksud perkataan engkau itu?”. Nabi menjawab, “Mereka akan menghinanya dengan kesempitan kehidupannya. Maka ketika itu lalu dia menceburkan dirinya di jurang-jurang kebinasaan yang akan menghancurkan dirinya”. HR. Baihaq. Para hamba Allah kaum muslimin rahimakumullah, Setidaknya tiga hal di atas yang dihadapi oleh umat akhir zaman, dan itu adalah ujian keimanan bagi mereka, siapa yang tetap istiqomah, serta siapa yang mundur dari barisan keimanan. Semoga kita semua, termasuk pada golongan yang istiqomah pada al haq. بَا رَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي اْلقُرْاَنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَاِيَا كُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلَا يَا تِ وَذِّكْرِالْحَكِيْم اَقُوْلُ قَوْلِي هَاذَا وَاَسْتَغْفِرُ اللهَ اْلعَظِيْم لِي وَلَكُمْ وَلِسَا ءِرِ اْلمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ فَا سْتَغْفِرُوْهُ اِنَّهُ هُوَ اْلغَفُوْرُ الرَّحِيْم Khutbah Kedua اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِلُزُمِ الْجَمَاعَةِ. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍالَّذِىْ اَرْسَلَهُ اللهُ إِلَى جَمِيْعِ الْأُمَّةِ, وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ هُدَانِ لْأُ مًّةِ. اَشْهَدُ اَنْ لَااِلَهَ اِلَّااللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ, وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لَانَبِـيَّ بَعْدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وّسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَالتَّا بِعِيْنَ وَاتَّـابِعُ التـَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِ حْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَمَّا بَعْدُ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ الْعَزِيْزِ اَعُوْذُبِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا Para hamba Allah kaum muslimin rahimakumullah, Menghadapi berbagai ujian keimanan, yang terjadi di hadapan kita, maka sebenarnya Allah juga telah menyiapkan jawabannya. Sebuah hadits Rasulullah, memberikan petunjuk kepada kita, bahwa dalam situasi fitnah kita diperintahkan untuk Meningkatkan ketaqwaan, senantiasa sam’i wa thoah atau mendengar dan taat, dan berpegang teguh pada sunnah beliau dan sunnah Khulafaurrasyidin Al Mahdiyyin para khalifah yang lurus dan diberi petunjuk. Dari Abu Najih Al-’Irbadh bin Sariyah radhiyallahu anhu, berkata “Rasulullah Shallallahu Alaihi wa alihi Wasallam tengah menasehati kami dengan sebuah nasehat yang membuat gemetar hati-hati kami dan meneteskan air mata kami, maka kami katakan “Wahai Rasulullah Shallallahu alaihi wa alihi Wasallam seakan-akan ini sebuah nasehat perpisahan, maka nasehatilah kami. Beliau Shallallahu Alaihi wa alihi Wasallam berkata اُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ وَاِنْ كَانَ عَبْدًا حَبَشِيًّا فَاِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ يَرَى بَعْدِي اخْتِلَافًا كَثِيْرًا فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ الْمَهْدِيِّينَ وَ عَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ وَإِيَّاكُمْ وَ مُحْدَثَاتِ الْأُمُورَ فَاِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَاِنَّ كُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ “Aku wasiatkan agar kalian bertaqwa kepada Allah, dan mendengar dan taat sekalipun yang memimpinmu adalah seorang budak Habsyi, karena orang yang hidup diantara kamu di kemudian hari setelahku akan melihat perselisihan yang banyak . Oleh karena itu, hendaklah kamu berpegang teguh pada sunnahku dan sunnah Khulafaurrasyidin almahdiyyin para kholifah yang mendapat petunjuk yang benar. Hendaklah kamu pegang teguh dengannya dan gigitlah dengan gigi gerahammu. Jauhilah perkara-perkara yang baru yang diada-adakan, karena sesungguhnya semua perkara yang diada-adakan itu bid’ah dan semua bid’ah itu sesat.” HR. Ahmad, Abu Dawud dan At Tarmizi. Para hamba Allah kaum muslimin rahimakumullah, Wasiat Rasulullah yang tertuang dalam hadits tersebut, adalah jalan selamat. Jalan orang-orang yang berpihak kepada Allah. Semoga Allah menjadikan kita manusia-manusia yang berpegang teguh pada buhul al haq dan senantiasa istiqomah mnejadi Hizbullah. Kaum Muslimin wal Muslimat Rahimakumullah. Akhirnya marilah kita munajat kepada Allah Subhanahu wa Ta`ala اللَّهُمَّ اغْفِرْلَنَا وَلِوَالِدَيْنَا وَارْحَمْهُمَا كَمَارَبَّيَانَا صِغَارًا وَلِجَمِيْعِ الْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ اَلْاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْاَمْوَاتِ وَارْفَعْ لَهُمُ الدَّرَجَاتِ. اَللَّهُمَّ مُنْزِلَ الْكِتَابِ وَمُجْرِيَ السَّحَابِ وَهَازِمَ اْلأَحْزَابِ إِهْزِمْهُمْ وَانْصُرْنَا عَلَيْهِمْ , اَللَّهُمَّ رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاِنْ لَمْ تَغْفِرْلَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُنَنَّا مِنَ الْخَاسِرِيْنَ رَبَّنَا اغْفِرْ لنَاَ ذُنُوْبَنَا وَكَفِّرْعنَاَّ سَيِّئَاتِنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ اْلاَبْرَارِ, رَبَّنَا اَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَثَبِّتْ اَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ اْلكَافِرِيْنَ , رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ اَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّتِنَا قُرَّةَ اَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ اِمَامًا , رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفيِ اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ , وَاَدْخِلْنَا اْلجَنَّةَ مَعَ اْلاَبْرَارِ يَاعَزِيْزُ يَا غَفَّارُ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ , سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. P004/P2 Mi’raj Islamic News Agency MINA

FadhilahSurat Yaasiin (Yasin) Dibacakan pada orang sakaratul maut maka akan memepermudah keluarnya ruh. Membaca Surah Yasin = Membaca Alqur’an 10 kali. Dapat memberi syafaat bagi pembacanya. Dimudahkan hajatnya. Meringankan siksa kubur. Menolak kejahatan. Di baca pada malam jum’at mendapatkan ampunan. Jika belum menikah akan dapat jodoh.

LubangBiawak di Akhir Zaman. TERDAPAT keburukan-keburukan sikap yang dilakukan oleh umat-umat terdahulu. Mereka adalah orang-orang yang selalu membangkang terhadap perintah Allah SWT dan Rasul-Nya. Dan tahukah Anda, hal ini akan terjadi kembali menjelang akhir zaman tiba. Di mana banyak orang mengikuti tradisi bangsa terdahulu.

Pemudabukan hanya sekedar untuk regenerasi, penerus keturunan. Namun lebih dari itu, pemuda adalah bibit-bibit yang akan meneruskan sebuah peradaban hingga

Cariharga dan promo terbaik untuk Khutbah Jumat Akhir Zaman diantara 165 produk. Cek harga terbaik sekarang hanya di BigGo! KhutbahJumat: Kisah Nabi Isa Diangkat ke Langit Hingga Turun di Akhir Zaman. February 10, 2022 Automatic Post. Bagaimana kisah Nabi Isa, siapa yang disalib, bagaimana Nabi Isa diangkat ke langit, apa benar turun di akhir zaman sebagai pendukung Islam? Baca khutbah Jumat berikut ini. Dengannikmat dan pertolongan Allah, dapat kami terbitkan buku sederhana berjudul ”Khutbah Jum’at Pilihan” ini ke tengah-tengah para pembaca yang budiman. Penerbitan buku ini adalah ikhtiar dari Kelompok Kerja Penyuluh Agama Islam Kabupaten Magetan dalam mengemban tugas, tidak hanya sebagai abdi negara, tetapi sejatinya sebagai hamba Allah yang memang
Bandung Barat-“Dan jika kamu menuruti KEBANYAKAN orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan ALLAH. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta”. (QS.al-An’am ayat 6). MEREKA, golongan yang sedikit, terasing dan selamat itu tidaklah
KhutbahJumat di momen kali ini juga sangat istimewa karena berada di bulan Agustus. Betapa Allah SWT memberikan kesempatan demikian istimewa dipertemukan dengan hari dan bulan istimewa ini. Besar harapan kebaikan kita sebagai bangsa dan umat Islam kian nyata dalam keseharian. Naskah khutbah dapat digandakan dengan menekan tanda print. MemainkanHP ketika khotib sedang berkhotbah Jum’at memang menghilangkan rasa ngantuk. Sehingga ketika khotbah berlangsung kita tidak akan masuk ke dalam alam mimpi. Namun,
Padahari Jumat yang penuh berkah ini, kita diperintahkan bershalawat kepada Nabi akhir zaman, Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, kepada keluarga, para sahabat, serta pengikut setia beliau hingga akhir zaman.. Ma’asyirol muslimin rahimani wa rahimakumullah. Kalau kita mau bandingkan anak muda saat ini dengan masa silam, sungguh
HadirinKaum Muslimin sidang jum’at rohimakumulloh. Dalam khutbah pertama tadi jelas bahwa, dampak dari hilangnya rasa malu dalam jiwa-jiwa manusia, akan menghasilkan konsekuensi maraknya keburukan, baik di dalam tatanan masyarakat kita, lingkungan kita maupun pada keluarga-keluarga kita. Oleh karena itu, khotib kembali mengajak kepada jamaah Parakiai terdahulu, selain mengajarkan ilmu agama kepada murid atau santrinya dan memberikan layanan dalam berbagai kepentingan umat, juga menanamkan tanggung jawab kebangsaan untuk menciptakan rumah besar yang dihuni oleh anak cucu mereka, yaitu NKRI. Baca Juga: Kiai Anwar Iskandar Tak Ingin Identitas NU Dimanfaatkan Mengais Suara.
Khutbah Jum’at: Salah Satu Tanda Akhir Zaman Jamaah yang berbahagia hafidhokumulloh, Pertama-tama dari atas mimbar ini kami sampaikan wasiat
Jumat 02 November 2007. KHUTBAH JUMAT (Membentuk Muslim Sejati) MEMBENTUK MUSLIM SEJATI Oleh: Marhadi Muhayar, Lc., M.A. Khutbah Pertama. Hadirin sidang Jumat yang dimuliakan oleh Allah Swt Selaku khatib Jumat kali ini, izinkanlah saya berwasiat baik bagi diri saya pribadi, maupun bagi hadirin sekalian, untuk selalu meningkatkan keimanan dan
ContohTeks Ceramah Tentang Akhir Zaman Berbagai Contoh from zaman merupakan waktu yang paling ditakuti kedatangannya oleh setiap orang. Kalau kita mau melihat fenomena kekacauan yang terjadi pada akhir zaman ini, . Disarikan dari materi ceramah ustadz jumatin. 4 bekal menghadapi fitnah akhir zaman | khutbah jumat.
KhutbahJum'at - Raihlah Pahala yang Besar dari Saudaramu berikut adalah podcast yangdibuat oleh @bias_yaummi (instagram) untuk pemesanan paket umroh murah wa di 082141960857 Dahsyatnya Tiupan Sangkakala di Akhir Zaman berikut adalah podcast yangdibuat oleh @bias_yaummi (instagram) untuk pemesanan paket umroh murah wa di
Terakhirdiperbaharui: Jumat, 16 Agustus 2019 pukul 10:18 pm. Tautan: Khutbah Jumat Singkat dan Pidato Tentang Kemerdekaan ini merupakan rekaman khutbah Jum’at yang disampaikan oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. di Masjid Al-Barkah, Komplek Rodja, Kp. Tengah, Cileungsi, Bogor, pada Jum’at, 15 Dzul Hijjah 1440 H / 16
\n \n khutbah jumat tentang pemuda akhir zaman
xHWjON.