Hari itu, sekitar jam 12 siang, aku baru saja tiba di vilaku di puncak. Pak slamet, penjaga vilaku membukakan pintu garasi agar aku bisa memarkirkan mobilku. Pheew.. akhirnya aku bisa melepaskan kepenatan setelah seminggu lebih menempuh UAS. Aku ingin mengambil saat tenang sejenak, tanpa ditemani siapapun, aku ingin menikmatinya sendirian di tempat yang jauh dari hiruk pikuk ibukota. Agar aku lebih menikmati privacy-ku maka kusuruh Pak Slamet pulang ke rumahnya yang memang di desa sekitar subang Pak Slamet sudah bekerja di tempat ini sejak papaku membeli vila ini sekitar 7 tahun yang lalu, dengan keberadaannya, vila kami terawat baik dan belum pernah kemalingan. Usianya hampir seperti ayahku, 50-an lebih, tubuhnya tinggi kurus dengan kulit hitam terbakar matahari. Aku dari dulu sebenarnya berniat mengerjainya, tapi mengingat dia cukup loyal pada ayahku dan terlalu jujur, maka kuurungkan niatku. “Punten Neng, kalau misalnya ada perlu, Bapak pasti ada di rumah kok, tinggal dateng aja” pamitnya. Setelah Pak Slamet meninggalkanku, aku membereskan semua bawaanku. Kulempar tubuhku ke atas kasur sambil menarik nafas panjang, lega sekali rasanya lepas dari buku-buku kuliah itu. Cuaca hari itu sangat cerah, matahari bersinar dengan diiringi embusan angin sepoi-sepoi sehingga membuat suasana rileks ini lebih terasa. Aku jadi ingin berenang rasanya, apalagi setelah kulihat kolam renang di belakang airnya bersih sekali, Pak Slamet memang telaten merawat vila Segera kuambil perlengkapan renangku dan menuju ke disana kurasakan suasanya enak sekali, begitu tenang, yang terdengar hanya kicauan burung dan desiran air ditiup angin. Tiba-tiba muncul kegilaanku, mumpung sepi-sepi begini, bagimana kalau aku berenang tanpa busana saja, toh tidak ada siapa-siapa lagi disini selain aku lagipula aku senang orang mengagumi keindahan tubuhku. Maka tanpa pikir panjang lagi, aku pun melepas satu-persatu semua yang menempel di tubuhku termasuk arloji dan segala perhiasan sampai benar-benar bugil seperti waktu baru dilahirkan. Setelah melepas anting yang terakhir menempel di tubuhku, aku langsung terjun ke kolam. Aahh.. enak sekali rasanya berenang bugil seperti ini, tubuh serasa lebih ringan. Beberapa kali aku bolak-balik dengan beberapa gaya kecuali gaya kupu-kupu karena aku tidak bisa, hehe.. 20 menit lamanya aku berada di kolam, akupun merasa haus dan ingin istirahat sebentar dengan berjemur di pinggir kolam. Aku lalu naik dan mengeringkan tubuhku dengan handuk, setelah kuambil sekaleng coca-cola dari kulkas, aku kembali lagi ke kolam. Kurebahkan tubuhku pada kursi santai disana dan kupakai kacamata hitamku sambil menikmati minumku. Agar kulitku yang putih mulus ini tidak terbakar matahari, kuambil oilku dan kuoleskan di sekujur tubuhku hingga nampak berkilauan. Saking enaknya cuaca di sini membuatku mengantuk, hingga tak terasa aku pun pelan-pelan tertidur. Di tepi kolam itu aku berbaring tanpa sesuatu apapun yang melekat di tubuhku, kecuali sebuah kacamata hitam. Kalau saja saat itu ada maling masuk dan melihat keadaanku seperti itu, tentu aku sudah diperkosanya habis-habisan. Ditengah tidurku aku merasakan ada sesuatu yang meraba-raba tubuhku, tangan itu mengelus pahaku lalu merambat ke dadaku. Ketika tangan itu menyentuh bibir kemaluanku tiba-tiba mataku terbuka dan aku langsung terkejut karena yang kurasakan barusan ternyata bukan sekedar mimpi. Aku melihat seseorang sedang menggerayangi tubuhku dan begitu aku bangun orang itu dengan sigapnya mencengkram bahuku dan membekap mulutku dengan tangannya, mencegah agar aku tidak menjerit. Aku mulai dapat mengenali orang itu, dia adalah Warjo, si penjaga vila tetangga, usianya sekitar 30-an, wajahnya jelek sekali dengan gigi agak tonggos, pipinya yang cekung dan matanya yang lebar itu tepat di depan wajahku. “Sstt.. mendingan Neng nurut aja, di sini udah ga ada siapa-siapa lagi, jadi jangan macam-macam!” ancamnya Aku mengangguk saja walau masih agak terkejut, lalu dia pelan-pelan melepaskan bekapannya pada mulutku. “Hehehe.. udah lama saya pengen ngerasain ngentot sama Neng!” katanya sambil matanya menatapi dadaku. “Ngentot ya ngentot, tapi yang sopan dong mintanya, gak usah kaya maling gitu!” kataku sewot. Ternyata tanpa kusadari sejak berenang dia sudah memperhatikanku dari loteng vila majikannya dan itu sering dia lakukan daridulu kalau ada wanita berenang di subang Mengetahui Pak Slamet sedang tidak di sini dan aku tertidur, dia nekad memanjat tembok untuk masuk ke dalam villa Sebenarnya aku sedang tidak mood untuk ngeseks karena masih ingin istirahat, namun elusannya pada daerah sensitifku membuatku BT birahi tinggi. “Heh, katanya mau merkosa gua, kok belum buka baju juga, dari tadi pegang-pegang doang beraninya!” tantangku. “Hehe, iya Neng abis tetek Neng ini loh, montok banget sampe lupa deh” jawabnya seraya melepas baju lusuhnya. Badannya lumayan jadi juga, walaupun agak kurus dan dekil, penisnya yang sudah tegang cukup besar, seukuran sama punyanya si Budi, tukang air yang pernah main denganku Dia duduk di pinggir kursi santai dan mulai menyedot payudaraku yang paling dikaguminya, sementara aku meraih penisnya dengan tanganku serta kukocok hingga kurasakan penis itu makin mengeras. Aku mendesis nikmat waktu tangannya membelai vaginaku dan menggosok-gosok bibirnya. “Eenghh.. terus Tar.. oohh!” desahku sambil meremasi rambut Warjo yang sedang mengisap payudaraku. Kepalanya lalu pelan-pelan merambat ke bawah dan berhenti di kemaluanku. Aku mendesah makin tidak karuan ketika lidahnya bermain-main di sana ditambah lagi dengan jarinya yang bergerak keluar masuk. Aku sampai meremas-remas payudara dan menggigit jariku sendiri karena tidak kuat menahan rasanya yang geli-geli enak itu hingga akhirnya tubuhku mengejang dan vaginaku mengeluarkan cairan hangat. Dengan merem melek aku menjambak rambut si Warjo yang sedang menyeruput vaginaku. Perasaan itu berlangsung terus sampai kurasakan cairanku tidak keluar lagi, barulah warjo melepaskan kepalanya dari situ, nampak mulutnya basah oleh cairan cintaku. Belum beres aku mengatur nafasku yang memburu, mulutku sudah dilumatnya dengan ganas. Kurasakan aroma cairan cintaku sendiri pada mulutnya yang belepotan cairan itu. Aku agak kewalahan dengan lidahnya yang bermain di rongga mulutku, masalahnya nafasnya agak bau, entah bau rokok atau jengkol. Setelah beberapa menit baru aku bisa beradapatasi, kubalas permainan lidahnya hingga lidah kami saling membelit dan mengisap. Cukup lama juga kami berpagutan, dia juga menjilati wajahku yang halus tanpa jerawat sampai wajahku basah oleh liurnya. “Gua ga tahan lagi jo, sini gua emut yang punya lu” kataku. Si Warjo langsung bangkit dan berdiri di sampingku menyodorkan penisnya. Masih dalam posisi berbaring di kursi santai, kugenggam benda itu, kukocok dan kujilati sejenak sebelum kumasukkan ke mulut. Mulutku terisi penuh oleh penisnya, itu pun tidak menampung seluruhnya paling cuma masuk 3/4nya saja. Aku memainkan lidahku mengitari kepala penisnya yang mirip helm itu, terkadang juga aku menjilati lubang kencingnya sehingga tubuh pemiliknya bergetar dan mendesah-desah keenakan. Satu tangannya memegangi kepalaku dan dimaju-mundurkannya pinggulnya sehingga aku gelagapan. “Eemmpp.. emmphh.. nngg..!” aku mendesah tertahan karena nyaris kehabisan nafas, namun tidak dipedulikannya. Kepala penis itu berkali-kali menyentuh dinding kerongkonganku. Kemudian kurasakan ada cairan memenuhi mulutku. Aku berusaha menelan cairan itu, tapi karena banyaknya cairan itu meleleh di sekitar bibirku. Belum habis semburannya, dia menarik keluar penisnya, sehingga semburan berikut mendarat disekujur wajahku, kacamata hitamku juga basah kecipratan maninya. Kulepaskan kacamata hitam itu, lalu kuseka wajahku dengan tanganku. Sisa-sisa sperma yang menempel di jariku kujilati sampai habis. Saat itu mendadak pintu terbuka dan Pak Slamet muncul dari sana, dia melongo melihat kami berdua yang sedang bugil. Aku sendiri sempat kaget dengan kehadirannya, aku takut dia membocorkan semua ini pada ortuku. “Eehh.. maaf Neng, Bapak cuma mau ngambil uang Bapak di kamar, ga tau kalo Neng lagi gituan” katanya terbata-bata. Karena sudah tanggung, akupun nekad menawarkan diriku dan berjalan ke arahnya. “Ah.. ga apa-apa Pak, mending Bapak ikutan aja yuk!” godaku. Jakunnya turun naik melihat kepolosan tubuhku, meskipun agak gugup matanya terus tertuju ke payudaraku. Aku mengelus-elus batangnya dari luar membuatnya terangsang. Akhirnya dia mulai berani memegang payudaraku, bahkan meremasnya. Aku sendiri membantu melepas kancing bajunya dan meraba-raba dadanya. “Neng, tetek Neng gede juga yah.. enak yah diginiin sama Bapak?” Sambil tangannya terus meremasi payudaraku. Dalam posisi memeluk itupun aku perlahan membuka celana panjangnya, setelah itu saya turunkan juga celana kolornya. Nampaklah kemaluannya yang hitam menggantung, jari-jariku pun mulai menggenggamnya. Dalam genggamanku kurasakan benda itu bergetar dan mengeras. Pelan-pelan tubuhku mulai menurun hingga berjongkok di hadapannya, tanpa basa-basi lagi kumasukkan batang di genggamanku itu ke mulut, kujilati dan kuemut-emut hingga pemiliknya mengerang keenakan. “Wah, Pak Slamet sama majikan sendiri aja malu-malu!” seru si Warjo yang memperhatikan Pak Slamet agak grogi menikmati oral seks-ku. Warjo lalu mendekati kami dan meraih tanganku untuk mengocok kemaluannya. Secara bergantian mulut dan tanganku melayani kedua penis yang sudah menegang itu. Tidak puas hanya menikmati tanganku, sesaat kemudian Warjo pindah ke belakangku, tubuhku dibuatnya bertumpu pada lutut dan kedua tanganku. Aku mulai merasakan ada benda yang menyeruak masuk ke dalam vaginaku. Seperti biasa, mulutku menganga mengeluarkan desahan meresapi inci demi inci penisnya memasuki vaginaku. Aku disetubuhinya dari belakang, sambil menyodok, kepalanya merayap ke balik ketiak hingga mulutnya hinggap pada payudaraku. Aku menggelinjang tak karuan waktu puting kananku digigitnya dengan gemas, kocokanku pada penis Pak Slamet makin bersemangat. Rupanya aku telah membuat Pak Slamet ketagihan, dia jadi begitu bernafsu memperkosa mulutku dengan memaju-mundurkan pinggulnya seolah sedang bersetubuh. Kepalaku pun dipeganginya dengan erat sampai kesempatan untuk menghirup udara segar pun aku tidak ada. Akhirnya aku hanya bisa pasrah saja disenggamai dari dua arah oleh mereka, sodokan dari salah satunya menyebabkan penis yang lain makin menghujam ke tubuhku. Perasaan ini sungguh sulit dilukiskan, ketika penis si Warjo menyentuh bagian terdalam dari rahimku dan ketika penis Pak Slamet menyentuh kerongkonganku, belum lagi mereka terkadang memainkan payudara atau meremasi pantatku. Aku serasa terbang melayang-layang dibuatnya hingga akhirnya tubuhku mengejang dan mataku membelakak, mau menjerit tapi teredam oleh penis Pak Slamet. Bersamaan dengan itu pula genjotan si Warjo terasa makin bertenaga. Kami pun mencapai orgasme bersamaan, aku dapat merasakan spermanya yang menyembur deras di dalamku, dari selangkanganku meleleh cairan hasil persenggamaan. Setelah mencapai orgasme yang cukup panjang, tubuhku berkeringat, mereka agaknya mengerti keadaanku dan menghentikan kegiatannya. “Neng, boleh ga Bapak masukin anu Bapak ke itunya Neng?” tanya Pak Slamet lembut. Saya cuma mengangguk, lalu dia bilang lagi, “Tapi Neng istirahat aja dulu, kayanya Neng masih cape sih”. Aku turun ke kolam, dan duduk berselonjor di daerah dangkal untuk menyegarkan diriku. Mereka berdua juga ikut turun ke kolam, Warjo duduk di sebelah kiriku dan Pak Slamet di kananku. Kami mengobrol sambil memulihkan tenaga, selama itu tangan jahil mereka selalu saja meremas atau mengelus dada, paha, dan bagian sensitif lainnya. Yang satu ditepis yang lain hinggap di bagian lainnya, lama-lama ya aku biarkan saja, lagipula aku menikmatinya kok. “Neng, Bapak masukin sekarang aja yah, udah ga tahan daritadi belum rasain itunya Neng” kata Pak Slamet mengambil posisi berlutut di depanku. Dia kemudian membuka pahaku setelah kuanggukan kepala merestuinya, dia arahkan penisnya yang panjang dan keras itu ke vaginaku, tapi dia tidak langsung menusuknya tapi menggesekannya pada bibir kemaluanku sehingga aku berkelejotan kegelian dan meremas penis Warjo yang sedang menjilati leher di bawah telingaku. “Aahh.. Pak cepet masukin dong, udah kebelet nih!” desahku tak tertahankan. Aku meringis saat dia mulai menekan masuk penisnya. Kini vaginaku telah terisi oleh benda hitam panjang itu dan benda itu mulai bergerak keluar masuk memberi sensasi nikmat ke seluruh tubuh. “Wah.. seret banget memeknya Neng, kalo tau gini udah dari dulu Bapak entotin” ceracaunya. “Brengsek juga lu, udah bercucu juga masih piktor, gua kira lu alim” kataku dalam hati. Setelah 15 menit dia genjot aku dalam posisi itu, dia melepas penisnya lalu duduk berselonjor dan manaikkan tubuhku ke penisnya. Dengan refleks akupun menggenggam penis itu sambil menurunkan tubuhku hingga benda itu amblas ke dalamku. Dia memegangi kedua bongkahan pantatku yang padat berisi itu, secara bersamaan kami mulai menggoyangkan tubuh kami. Desahan kami bercampur baur dengan bunyi kecipak air kolam, tubuhku tersentak-sentak tak terkendali, kepalaku kugelengkan kesana-kemari, kedua payudaraku yang terguncang-guncang tidak luput dari tangan dan mulut mereka. Pak Slamet memperhatikan penisnya sedang keluar masuk di vagina seorang gadis 21 tahun, anak majikannya sendiri, sepertinya dia tak habis pikir betapa untungnya berkesempatan mencicipi tubuh seorang gadis muda yang pasti sudah lama tidak dirasakannya. Goyangan kami terhenti sejenak ketika Warjo tiba-tiba mendorong punggungku sehingga pantatku semakin menungging dan payudaraku makin tertekan ke wajah Pak Slamet. Warjo membuka pantatku dan mengarahkan penisnya ke sana “Aduuh.. pelan-pelan Jo, sakit tau.. aww!” rintihku waktu dia mendorong masuk penisnya. Bagian bawahku rasanya sesak sekali karena dijejali dua batang penis besar. Kami kembali bergoyang, sakit yang tadi kurasakan perlahan-lahan berubah menjadi rasa nikmat yang menjalari tubuhku. Aku menjerit sejadi-jadinya ketika Warjo menyodok pantatku dengan kasar, kuomeli dia agar lebih lembut dikit. Bukannya mendengar, Warjo malah makin buas menggenjotku. Pak Slamet melumat bibirku dan memainkan lidahnya di dalam mulutku agar aku tidak terlalu ribut. Hal itu berlangsung sekitar 20 menit lamanya sampai aku merasakan tubuhku seperti mau meledak, yang dapat kulakukan hanya menjerit panjang dan memeluk Pak Slamet erat-erat sampai kukuku mencakar punggungnya. Selama beberapa detik tubuhku menegang sampai akhirnya melemas kembali dalam dekapan Pak Slamet. Namun mereka masih saja memompaku tanpa peduli padaku yang sudah lemas. Erangan yang keluar dari mulutku pun terdengar makin tak bertenaga. Tiba-tiba pelukan mereka terasa makin erat sampai membuatku sulit bernafas, serangan mereka juga makin dahsyat, putingku disedot kuat-kuat oleh Pak Slamet, dan Warjo menjambak rambutku. Aku lalu merasakan cairan hangat menyembur di dalam vagina dan anusku, di air nampak sedikit cairan putih susu itu melayang-layang. Mereka berdua pun terkulai lemas diantara tubuhku dengan penis masih tertancap. Setelah sisa-sisa kenikmatan tadi mereda, akupun mengajak mereka naik ke atas. Sambil mengelap tubuhku yang basah kuyup, aku berjalan menuju kamar mandi. Eh.. ternyata mereka mengikutiku dan memaksa ikut mandi bersama. Akhirnya kuiyakan saja deh supaya mereka senang. Disana aku cuma duduk, merekalah yang menyiram, menggosok, dan menyabuniku tentunya sambil menggerayangi. Bagian kemaluan dan payudaraku paling lama mereka sabuni sampai aku menyindir. “Lho.. kok yang disabun disitu-situ aja sih, mandinya ga beres-beres dong, dingin nih” disambut gelak tawa kami. Setelah itu, giliran akulah yang memandikan mereka, saat itulah nafsu mereka bangkit lagi, akupun kembali digarap di kamar mandi. Hari itu aku dikerjai terus-menerus oleh mereka sampai mereka menginap dan tidur denganku di ranjang spring bed-ku. Sejak itu kalau ada sex party di vila ini, mereka berdua selalu diajak dengan syarat jangan sampai rahasia ini bocor. Aku senang karena ada alat pemuas hasratku, mereka pun senang karena bisa merasakan tubuhku dan teman-teman kuliahku yang masih muda dan cantik. Jadi ada variasi dalam kehidupan seks kami, tidak selalu main sama teman-teman cowok di kampus.
Bacacerita paling hot dewasa novel online: temukan daftar cerita paling hot dewasa cerita di Goodnovel, dengan banyak koleksi novel web populer dan buku.
Cerita Hot Dewasa - Perawanku Direnggut Guruku. Sebut saja namaku Etty bukan yang sebenarnya, waktu itu aku masih sekolah di sebuah SMA swasta. Penampilanku bisa dibilang lumayan, kulit yang putih kekuningan, bentuk tubuh yang langsing tetapi padat berisi, kaki yang langsing dari paha sampai tungkai, bibir yang cukup sensual, rambut hitam lebat terurai dan wajah yang oval. Payudara dan pantatkupun mempunyai bentuk yang bisa dibilang bergaul aku cukup ramah sehingga tidak mengherankan bila di sekolah aku mempunyai banyak teman baik anak-anak kelas II sendiri atau kelas I, aku sendiri waktu itu masih kelas II. Laki-laki dan perempuan semua senang bergaul denganku. Di kelaspun aku termasuk salah satu murid yang mempunyai kepandaian cukup baik, ranking 6 dari 10 murid terbaik saat kenaikan dari kelas I ke kelas kepandaianku bergaul dan pandai berteman tidak jarang pula para guru senang padaku dalam arti kata bisa diajak berdiskusi soal pelajaran dan pengetahuan umum yang lain. Salah satu guru yang aku sukai adalah bapak guru bahasa Inggris, orangnya ganteng dengan bekas cukuran brewok yang aduhai di sekeliling wajahnya, cukup tinggi agak lebih tinggi sedikit dari pada aku dan ramping tetapi cukup kekar. dia memang masih bujangan dan yang aku dengar-dengar usianya baru 27 tahun, termasuk masih bujangan yang sangat ting-ting untuk ukuran zaman hari setelah selesai pelajaran olah raga volley ball merupakan favoritku aku duduk-duduk istirahat di kantin bersama teman-temanku yang lain, termasuk cowok-cowoknya, sembari minum es sirup dan makan makanan kecil. Kita yang cewek-cewek masih menggunakan pakaian olah raga yaitu baju kaos dan celana pendek. Memang di situ cewek-ceweknya terlihat seksi karena kelihatan pahanya termasuk pahaku yang cukup indah dan muncul bapak guru bahasa Inggris tersebut, sebut saja namanya Freddy bukan sebenarnya dan kita semua bilang, "Selamat pagi Paa..aak", dan dia membalas sembari tersenyum."Ya, pagi semua. Wah, kalian capek ya, habis main volley".Aku menjawab, "Iya nih Pak, lagi kepanasan. Selesai ngajar, ya Pak". "Iya, nanti jam setengah dua belas saya ngajar lagi, sekarang mau ngaso dulu".Aku dan teman-teman mengajak, "Di sini aja Pak, kita ngobrol-ngobrol", dia setuju."OK, boleh-boleh aja kalau kalian tidak keberatan"!Aku dan teman-teman bilang, "Tidak, Pak.", lalu aku menimpali lagi, "Sekali-sekali, donk, Pak kita dijajanin", lalu teman-teman yang lain, "Naa..aa, betuu..uul. Setujuu..".Ketika Pak Freddy mengambil posisi untuk duduk langsung aku mendekat karena memang aku senang akan kegantengannya dan kontan teman-teman ngatain aku."Alaa.., Etty, langsung deh, deket-deket, jangan mau Pak".Pak Freddy menjawab, "Ah! Ya, ndak apa-apa".Kemudian sengaja aku menggoda sedikit pandangannya dengan menaikkan salah satu kakiku seolah akan membetulkan sepatu olah ragaku dan karena masih menggunakan celana pendek, jelas terlihat keindahan pahaku. Tampak Pak Freddy tersenyum dan aku berpura-pura minta maaf."Sorry, ya Pak".Dia menjawab, "That’s OK". Di dalam hati aku tertawa karena sudah bisa mempengaruhi pandangan Pak suatu hari Minggu aku berniat pergi ke rumah Pak Freddy dan pamit kepada Mama dan Papa untuk main ke rumah teman dan pulang agak sore dengan alasan mau mengerjakan PR bersama-sama. Secara kebetulan pula Mama dan papaku mengizinkan begitu saja. Hari ini memang hari yang paling bersejarah dalam hidupku. Ketika tiba di rumah Pak Freddy, dia baru selesai mandi dan kaget melihat kedatanganku."Eeeh, kamu Et. Tumben, ada apa, kok datang sendirian?".Aku menjawab, "Ah, nggak iseng aja. Sekedar mau tahu aja rumah bapak".Lalu dia mengajak masuk ke dalam, "Ooo, begitu. Ayolah masuk. Maaf rumah saya kecil begini. Tunggu, ya, saya paké baju dulu". Memang tampak Pak Freddy hanya mengenakan handuk saja. Tak lama kemudian dia keluar dan bertanya sekali lagi tentang keperluanku. Aku sekedar menjelaskan, "Cuma mau tanya pelajaran, Pak. Kok sepi banget Pak, rumahnya".Dia tersenyum, "Saya kost di sini. Sendirian."Selanjutnya kita berdua diskusi soal bahasa Inggris sampai tiba waktu makan siang dan Pak Freddy tanya, "Udah laper, Et?".Aku jawab, "Lumayan, Pak".Lalu dia berdiri dari duduknya, "Kamu tunggu sebentar ya, di rumah. Saya mau ke warung di ujung jalan situ. Mau beli nasi goreng. Kamu mau kan?".Langsung kujawab, "Ok-ok aja, Pak."Sewaktu Pak Freddy pergi, aku di rumahnya sendirian dan aku jalan-jalan sampai ke ruang makan dan dapurnya. Karena bujangan, dapurnya hanya terisi seadanya saja. Tetapi tanpa disengaja aku melihat kamar Pak Freddy pintunya terbuka dan aku masuk saja ke dalam. Kulihat koleksi bacaan berbahasa Inggris di rak dan meja tulisnya, dari mulai majalah sampai buku, hampir semuanya dari luar negeri dan ternyata ada majalah porno dari luar negeri dan langsung kubuka-buka. Aduh! Gambar-gambarnya bukan main. Cowok dan cewek yang sedang bersetubuh dengan berbagai posisi dan entah kenapa yang paling menarik bagiku adalah gambar di mana cowok dengan asyiknya menjilati vagina cewek dan cewek sedang mengisap penis cowok yang besar, panjang dan disangka-sangka suara Pak Freddy tiba-tiba terdengar di belakangku, "Lho!! Ngapain di situ, Et. Ayo kita makan, nanti keburu dingin nasinya".Astaga! Betapa kagetnya aku sembari menoleh ke arahnya tetapi tampak wajahnya biasa-biasa saja. Majalah segera kulemparkan ke atas tempat tidurnya dan aku segera keluar dengan berkata tergagap-gagap, "Ti..ti..tidak, eh, eng..ggak ngapa-ngapain, kok, Pak. Maa..aa..aaf, ya, Pak".Pak Freddy hanya tersenyum saja, "Ya. Udah tidak apa-apa. Kamar saya berantakan. tidak baik untuk dilihat-lihat. Kita makan aja, yuk".Syukurlah Pak Freddy tidak marah dan membentak, hatiku serasa tenang kembali tetapi rasa malu belum bisa hilang dengan saat makan aku bertanya, "Koleksi bacaannya banyak banget Pak. Emang sempat dibaca semua, ya Pak?".Dia menjawab sambil memasukan sesendok penuh nasi goreng ke mulutnya, "Yaa..aah, belum semua. Lumayan buat iseng-iseng".Lalu aku memancing, "Kok, tadi ada yang begituan".Dia bertanya lagi, "Yang begituan yang mana".Aku bertanya dengan agak malu dan tersenyum, "Emm.., Ya, yang begituan, tuh. Emm.., Majalah jorok".Kemudian dia tertawa, "Oh, yang itu, toh. Itu dulu oleh-oleh dari teman saya waktu dia ke Eropa".Selesai makan kita ke ruang depan lagi dan kebetulan sekali Pak Freddy menawarkan aku untuk melihat-lihat koleksi dia menawarkan diri, "Kalau kamu serius, kita ke kamar, yuk".Akupun langsung beranjak ke sana. Aku segera ke kamarnya dan kuambil lagi majalah porno yang tergeletak di atas tempat tiba di dalam kamar, Pak Freddy bertanya lagi, "Betul kamu tidak malu?", aku hanya menggelengkan kepala saja. Mulai saat itu juga Pak Freddy dengan santai membuka celana jeans-nya dan terlihat olehku sesuatu yang besar di dalamnya, kemudian dia menindihkan dadanya dan terus semakin kuat sehingga menyentuh vaginaku. Aku ingin merintih tetapi Freddy bertanya lagi, "Sakit, Et". Aku hanya menggeleng, entah kenapa sejak itu aku mulai pasrah dan mulutkupun terkunci sama sekali. Semakin lama jilatan Pak Freddy semakin berani dan menggila. Rupanya dia sudah betul-betul terbius nafsu dan tidak ingat lagi akan kehormatannya sebagai Seorang Guru. Aku hanya bisa mendesah ", aa.., aahh, Hemm.., uu.., uuh".Akhirnya aku lemas dan kurebahkan tubuhku di atas tempat tidur. Pak Freddy pun naik dan bertanya."Enak, Et?""Lumayan, Pak".Tanpa bertanya lagi langsung Pak Freddy mencium mulutku dengan ganasnya, begitupun aku melayaninya dengan nafsu sembari salah satu tanganku mengelus-elus penis yang perkasa itu. Terasa keras sekali dan rupanya sudah berdiri sempurna. Mulutnya mulai mengulum kedua puting payudaraku. Praktis kami berdua sudah tidak berbicara lagi, semuanya sudah mutlak terbius nafsu birahi yang buta. Pak Freddy berhenti merangsangku dan mengambil majalah porno yang masih tergeletak di atas tempat tidur dan bertanya kepadaku sembari salah satu tangannya menunjuk gambar cowok memasukkan penisnya ke dalam vagina seorang cewek yang tampak pasrah di bawahnya."Boleh saya seperti ini, Et?".Aku tidak menjawab dan hanya mengedipkan kedua mataku perlahan. Mungkin Pak Freddy menganggap aku setuju dan langsung dia mengangkangkan kedua kakiku lebar-lebar dan duduk di hadapan vaginaku. Tangan kirinya berusaha membuka belahan vaginaku yang rapat, sedangkan tangan kanannya menggenggam penisnya dan mengarahkan ke Pak Freddy agak susah untuk memasukan penisnya ke dalam vaginaku yang masih rapat, dan aku merasa agak kesakitan karena mungkin otot-otot sekitar vaginaku masih kaku. Pak Freddy memperingatkan, "Tahan sakitnya, ya, Et". Aku tidak menjawab karena menahan terus rasa sakit dan, "Akhh..", bukan main perihnya ketika batang penis Pak Freddy sudah mulai masuk, aku hanya meringis tetapi Pak Freddy tampaknya sudah tak peduli lagi, ditekannya terus penisnya sampai masuk semua dan langsung dia menidurkan tubuhnya di atas tubuhku. Kedua payudaraku agak tertekan tetapi terasa nikmat dan cukup untuk mengimbangi rasa perih di lama rasa perih berubah ke rasa nikmat sejalan dengan gerakan penis Pak Freddy mengocok vaginaku. Aku terengah-engah, "Hah, hah, hah,..". Pelukan kedua tangan Pak Freddy semakin erat ke tubuhku dan spontan pula kedua tanganku memeluk dirinya dan mengelus-elus punggungnya. Semakin lama gerakan penis Pak Freddy semakin memberi rasa nikmat dan terasa di dalam vaginaku menggeliat-geliat dan rintihanku adalah rintihan kenikmatan. Pak Freddy kemudian agak mengangkatkan badannya dan tanganku ditelentangkan oleh kedua tangannya dan telapaknya mendekap kedua telapak tanganku dan menekan dengan keras ke atas kasur dan ouwww.., Pak Freddy semakin memperkuat dan mempercepat kocokan penisnya dan di wajahnya kulihat raut yang gemas. Semakin kuat dan terus semakin kuat sehingga tubuhku bergerinjal dan kepalaku menggeleng ke sana ke mari dan akhirnya Pak Freddy agak merintih bersamaan dengan rasa cairan hangat di dalam vaginaku. Rupanya air maninya sudah keluar dan segera dia mengeluarkan penisnya dan merebahkan tubuhnya di sebelahku dan tampak dia masih semuanya tenang dia bertanya padaku, "Gimana, Et? Kamu tidak apa-apa? Maaf, ya".Sembari tersenyum aku menjawab dengan lirih, "tidak apa-apa. Agak sakit Pak. Saya baru pertama ini".Dia berkata lagi, "Sama, saya juga".Kemudian aku agak tersenyum dan tertidur karena memang aku lelah, tetapi aku tidak tahu apakah Pak Freddy juga pukul 1700 aku dibangunkan oleh Pak Freddy dan rupanya sewaktu aku tidur dia menutupi sekujur tubuhku dengan selimut. Tampak olehku Pak Freddy hanya menggunakan handuk dan berkata, "Kita mandi, yuk. Kamu harus pulang kan?".Badanku masih agak lemas ketika bangun dan dengan tetap dalam keadaan telanjang bulat aku masuk ke kamar mandi. Kemudian Pak Freddy masuk membawakan handuk khusus untukku. Di situlah kami berdua saling bergantian membersihkan tubuh dan akupun tak canggung lagi ketika Pak Freddy menyabuni vaginaku yang memang di sekitarnya ada sedikit bercak-bercak darah yang mungkin luka dari selaput daraku yang robek. Begitu juga aku, tidak merasa jijik lagi memegang-megang dan membersihkan penisnya yang perkasa semua selesai, Pak Freddy membuatkan aku teh manis panas secangkir. Terasa nikmat sekali dan terasa tubuhku menjadi segar kembali. Sekitar jam 1745 aku pamit untuk pulang dan Pak Freddy memberi ciuman yang cukup mesra di bibirku. Ketika aku mengemudikan mobilku, terbayang bagaimana keadaan Papa dan Mama dan nama baik sekolah bila kejadian yang menurutku paling bersejarah tadi ketahuan. Tetapi aku cuek saja, kuanggap ini sebagai pengalaman itulah, bila ada waktu luang aku bertandang ke rumah Pak Freddy untuk menikmati keperkasaannya dan aku bersyukur pula bahwa rahasia tersebut tak pernah sampai bocor. Sampai sekarangpun aku masih tetap menikmati genjotan Pak Freddy walaupun aku sudah menjadi mahasiswa, dan seolah-olah kami berdua sudah pacaran. Pernah Pak Freddy menawarkan padaku untuk mengawiniku bila aku sudah selesai kuliah nanti, tetapi aku belum pernah menjawab. Yang penting bagiku sekarang adalah menikmati dulu keganasan dan keperkasaan penis guru bahasa Inggrisku Search Cerita Dewasa Mamaku Di Hamili Temanku. Belum sempat aku bangun dari tempat duduk, kedua tangan Bryan sudah berada di bawah ketiakku Cerita Dewasa | Aku Diperkosa Teman Temanku Perkenalkan namaku Anggi Nilam Sari panggil saja Anggi umurku msh 19 thn aku duduk di bangku kls 3 SMA dikota Pare-kediri,jawa timur,teman2ku bilang aku ckp seksi dgn ketiak gemuk sprt milik Anis temanku,aku Drama Korea khusus dewasa. Foto dok. Viu Jakarta - Ada beberapa drama Korea khusus dewasa yang dihiasi dengan adegan ranjang dan 'panas'. Tidak sedikit di antara drama Korea khusus dewasa yang menjadi populer dan masih digemari sampai saat pula drama Korea khusus dewasa terbaru yang masih on going, seperti 'Now, We Are Breaking Up'. Sederet drama Korea khusus dewasa di 2021 pun banyak diminati karena memiliki cerita yang menarik. Bahkan ada drama Korea khusus dewasa yang episodenya masuk kategori 19+ karena ada adegan demikian, sejumlah drama Korea khusus dewasa yang sudah tayang beberapa tahun lalu juga masih disukai. Kisah cerita cinta yang mencuri perhatian hingga dibintangi oleh para aktris papan atas drama Korea khusus dewasa selalu diminati. Ini deretan drama Korea khusus dewasa yang dihiasi dengan adegan ranjang1. Now, We Are Breaking UpSalah satu drama Korea khusus dewasa yang masih on going adalah 'Now, We Are Breaking Up'. Drama Korea khusus dewasa ini dibintangi oleh aktris cantik Song Hye-kyo dan Jang tentang perjalanan cinta seorang desainer bernama Ha Young Eun yang diperankan oleh Song Hye-kyo. Ia tidak percaya cinta dan baginya pria hanya sebagai bentuk Young Eun bertemu dengan fotografer mode terkenal Yoon Jae Guk. Pemeran pria yang dibintangi oleh Jang Ki-yong itu memainkan karakter di mana ia menjadi seseorang yang jujur dan lugas akan We Are Breaking Up, drama Korea khusus dewasa. Foto dok. SBSTentu berbanding terbalik dengan Young Eun yang memiliki definisi cinta sendiri. Keduanya pun berusaha saling mempengaruhi definisi cinta satu sama lain. Mengapa ini termasuk drama Korea khusus dewasa?Pada awal episode 'Now, We Are Breaking Up', sudah ada adegan ciuman dan intim di ranjang antara Young Eun dan Jae Guk. Dalam beberapa episodenya juga dihiasi dengan adegan ciuman yang drama Korea khusus dewasa 'Now, We Are Breaking Up' sudah hampir tamat. Drama Korea khusus dewasa tersebut dibuat dalam 16 One Ordinary Day'One Ordinary Day' menjadi salah satu drama terbaru yang dibintangi oleh Kim Soo-hyun. Serial terbaru bergenre thriller ini juga termasuk drama Korea khusus dewasa karena menampilkan adegan ranjang yang 'panas' pada episode Korea khusus dewasa 'One Ordinary Day', menceritakan tentang seorang mahasiswa biasa bernama Hyun Soo diperankan oleh Kim Soo-hyun yang terjebak dalam kasus pembunuhan. Berawal dari perjalanannya ingin bertemu teman-temannya hingga ia bertemu seorang gadis tak dikenal di mereka menghabiskan malam bersama. Di sinilah terdapat adegan ranjang yang 'panas' dan pembunuhan terjadi. Hyun Soo kemudian ditangkap oleh polisi karena diduga telah membunuh gadis konflik pun muncul. Drama Korea khusus dewasa berjumlah 8 episode ini juga mengandung kekerasan maka dari itu masuk kategori 18+. Apa kamu sudah nonton drama Korea khusus dewasa yang satu ini?3. NeverthelessSatu lagi drama Korea khusus dewasa yang dihiasi banyak adegan ranjang adalah 'Neverthless'. Menceritakan kisah percintaan dua mahasiswa yang tidak percaya cinta. Namun keduanya memutuskan untuk saling berhubungan intim walau tidak ada status yang drama Korea khusus dewasa. Foto dok. JTBCDibintangi oleh Han So-hee, Song Kang dan Chae Jong-hyeop, drama Korea khusus dewasa ini tayang pada pertengahan 2021 lalu. Tak hanya banyak adegan ranjang tapi juga ciuman yang 'panas' sehingga drama Korea khusus dewasa masuk kategori 18+.4. The Penthouse War in LifeSerial 'The Penthouse War in Life' termasuk salah satu drama Korea khusus dewasa. Drama Korea khusus dewasa ini juga memiliki beberapa episode yang memiliki adegan ranjang dan ciuman Korea khusus dewasa yang memiliki total 48 episode dan 3 season itu menceritakan sebuah penthouse mewah yang penuh skandal, status, dan perseteruan karena kekayaan. Bahkan ada sederet episode 'The Penthouse War in Life' yang diberikan rating 19+.5. The World of the MarriedDrama Korea khusus dewasa selanjutnya adalah 'The World of the Married' yang tayang pada 2020 lalu. Drama Korea khusus dewasa ini menceritakan tentang skandal dalam pernikahan yang dihiasi perselingkuhan. Meski pernikahan terlihat harmonis namun ternyata banyak masalah di Korea khusus dewasa. Foto dok. JTBCSejak episode awal sudah ada adegan intim yang dibintangi oleh Kim He-ae, Park Hae-joon, dan Han So-hee. Totalitas akting Kim He-ae sebagai istri tersakiti juga sempat mendapat pujian dari berbagai pihak saat drama Korea khusus dewasa ini 'It's Okay To Not Be Okay'Selanjutnya ada drama Korea khusus dewasa yang dibintangi oleh Kim Soo-hyun dan Seo Yea-ji, 'It's Okay To Not Be Okay'. Mengapa masuk kategori drama Korea khusus dewasa, karena ada banyak adegan yang mengarah pada aktivitas ciuman 'panas' pada episode 11 antara Kim Soo-hyun dan Seo Yea-ji yang mencuri perhatian penonton. Sinopsis drama Korea khusus dewasa ini menceritakan tentang hubungan asmara antara penulis novel dan pekerja di rumah sakit jiwa. Drama Korea khusus dewasa ini mengangkat cerita seputar kesehatan mental dan pelecehan Another Miss Oh'Another Miss Oh' atau 'Another Oh Hae Young' termasuk drama Korea khusus dewasa yang juga memiliki adegan ranjang dan ciuman hot. Drama Korea khusus dewasa yang dibintangi oleh Eric Mun dan Seo Hyun Bin ini menceritakan tentang kisah kedua wanita bernama Oh Hae Young yang terlibat satu sama lain dalam kehidupan cintanya. Drama Korea khusus dewasa 'Another Miss Oh' bergenre komedi-romantis yang tayang pada 2016 It's Okay, That's LoveIt's Okay That's Love, drama Korea khusus dewasa. Foto dok. NetflixDrama Korea khusus dewasa lainnya yang juga masuk kategori 18+ adalah 'It's Okay, That's Love'. Menceritakan tentang kisah romantis antara Jo In-sung sebagai Jang Jae-yeol novelis sekaligus DJ yang memiliki gangguan mental dan Gong Hyo-jin yang memerankan karakter Ji Hae-soo bekerja sebagai psikiatri di sebuah rumah memiliki banyak kekurangan dan berusaha saling menyembuhkan satu dengan lain. Tidak hanya dihiasi adegan intim tapi juga ciuman hot. Drama Korea khusus dewasa dengan 16 episode ini termasuk populer yang tayang pada 2014 Korea khusus dewasa mana yang sudah kamu tonton? Simak Video " K-Talk Dibuat Berkaca oleh 'The Good Bad Mother'" [GambasVideo 20detik] eny/enyGairahSeks Istri Berjilbab Seksi Montok dari blog Cerita Panas 2020 lihat selengkapnya Gairah Seks Istri Berjilbab Seksi Montok 29 Mei 2015 10 Januari 2018 amburadul776 cerita budak seks, cerita dewasa hot, cerita gadis seks, cerita seks tidur Kisah Cerita Dewasa Keperawanan ku hilang Di Tengah Malam Setelah ku minum obat bius
Cerita Dewasa kali ini akan menceritakan sebuah kisah hot persetubuhan antara pembantu binal dan seksi dengan majikannya yang hypersex Selain bekerja sebagai pembantu rumah tangga rupanya wanita tersebut juga sering menjadi pemuas birahi majikannya dan tentunya juga dapat uang tambahan. Namaku Yogi Pratama, sekarang usiaku 27 tahun. Aku anak pertama yang dilahirkan di keluarga sederhana, namun karena kegigihanku aku mampu meraih pendidikan yang tinggi di salah satu perguruan tinggi di Bandung. Sekarang ini aku bekerja sebagai salah satu konsultan di perusahaan konsultan terkemuka di dunia yang ada di Jakarta. Gaji yang aku peroleh sudah lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupku seorang diri di Jakarta yang kejam ini. Bisa dibilang kehidupanku cukup mapan dan gaya hidupku pun berbeda jauh dengan yang aku jalani beberapa tahun Daftar Lapakqq Dengan kehidupan yang cukup mapan aku sudah bisa membeli sebuah rumah dan mobil Honda Jazz pada 2 tahun pertama aku kerja. Meskipun masih kredit dan ukurannya kecil dengan 3 kamar tidur dan satu kamar pembantu aku bangga karena mampu membeli rumah dengan jerih payahku sendiri. Dengan uang yang berlimpah dan tekanan kerja yang berat membuat aku sering menghilangkan penat dengan mengunjungi tempat hiburan malam atau sekedar mencari wanita malam yang bisa menemani aku tidur,karena memang aku akui bahwa aku memiliki nafsu seks yang cukup besar. Namum lama-lama aku bosan,karena aku pikir itu hanya membuang-buang uang saja. Pekerjaanku yang berat dan penuh tekanan membuat hidupku kurang teratur. Keadaan rumahku pun menjadi berantakan sehingga aku putuskan untuk mencari seorang pembantu rumah tangga. Aku tidak tahu harus mencari kemana,dan berdasarkan info yang aku peroleh dari teman-teman kerjaku dan surat kabar, akhirnya aku mendatangi sebuah biro penyedia jasa pembantu rumah tangga yang ada di Jakarta Selatan. Saat aku datang ke biro jasa tersebut aku disambut oleh resepsionis yang menurutku cukup cantik. Dengan ramah dia menyapaku. “Selamat siang Bapak. Ada yang bisa kami bantu?” tanyanya dan kujawab “Ohh ini mbak, saya mau cari pembantu, itu gimana kira-kira prosedurnya?” Setelah itu mbak resepsionis tadi menjelaskan panjang lebar,aku hanya mengangguk-angguk dan menyanggupi semua persyaratannya. Setelah itu aku dibawa ke sebuah ruangan dimana terdapat banyak sekali wanita dari yang usianya masih muda sekitar 18 tahun sampai yang sudah tua. Resepsionis tadi menjelaskan seluk beluk dan informasi umum dari calon-calon pembantu yang ada disitu. Aku dipersilakan untuk melihat dan memilih kira-kira mana yang cocok dan sesuai dengan kebutuhanku. Bingung juga ternyata untuk dapat memilih satu orang yang nntinya akan jadi pembantuku dan tinggal dirumahku. Setelah berpikir cukup panjang akhirnya aku memutuskan untuk memilih pembantu yang cukup tua saja dengan pertimbangan dia sudah lebih perpengalaman dan lebih telaten menurutku. Akhirnya resepsionis menyebutkan dan menunjukan 3 nama yang sesuai dengan kriteriaku yaitu Anik, Dewi, dan Murni. Setelah melihat ketiga orang tadi, aku memutuskan untuk mengambil Dewi sebagai pembantuku karena dari ketiga orang tersebut dia yang paling terlihat bersih dan putih. Di usianya yang sudah 37 tahun dia masih terlihat cukup menarik dan badan yang masih kencang. Dia nampak senang sekali ketika aku memilihnya menjadi pembantuku, dia segera bergegas untuk mengemasi barang-barangnya yang akan dibawa ke rumahku. Setelah menyelesaikan semua persyaratan akhirnya aku pulang ke rumah dengan membawa seoarang wanita yang akan menjadi pembantuku, Dewi. Di perjalanan kami tidak banyak bicara,dia masih terlihat sungkan dan malu dengan aku. Dan aku pun berinisiatif untuk membuka pembicaraan dengan dia. ” Kamu darimana asalnya Mbak?”. “Saya dari Subang Pak”.jawabnya. “Wah jangan panggil saya Pak dong,saya kan belum jadi bapak,panggil Mas saja lebih enak kayanya”. “Iya Pak, ehh iya Mas”. “Nah gitu kan lebih enak Mbak”. Akupun lalu bertanya pengalaman dia menjadi pembantu dan alasan dia mengapa memilih profesi itu. Dia menjawab kalo dulu pernah menjadi tukang cuci saat masih berada di desanya, dan setelah suaminya meninggal satu tahun yang lalu dia memutuskan untuk pergi ke Jakarta dan berharap memperoleh penghasilan lebih untuk meyekolahkan anak tunggal perempuannya yang masih kelas 1 SMP. Tak terasa mobilku sudah sampai di depan rumahku. Aku pun segera mengajaknya masuk ke rumah, dia masih nampak canggung, mungkin ini pengalaman pertamanya menjadi pembantu di Jakarta. Dia aku suruh duduk di ruang tamu dan aku ambilkan air putih untuknya karena terlihat kehausan. “Terimakasih ya Mas airnya dan sudah pilih saya untuk jadi pembantu Mas,ngomong-nomong istrinya dimana Mas, ato kerja juga?” tanyanya. “Waduh saya belum punya istri Mbak, belum ada yang mau” jawabku sambil tertawa. “Masa to mas ga ada yang mau orang mas ganteng dan gagah gini kok”.pujinya. “Ahh mbak bisa aja, orang biasa saja kok. Tapi anggap aja disini rumah sendiri ya Mbak, jangan sungkan-sungkan”. Setelah ngobrol beberapa saat, lalu aku tunjukan letak kamar dia dan seluk beluk rumahku. Dia pun membawa barang bawaan yang tidak terlalu banyak itu ke dalam kamarnya yang terletak di bagian belakang. Setelah itu aku bilang ke dia mau pergi lagi karena ada meeting dengan klienku dan baru pulang nanti malam. Saat pulang dia membukakan pintu gerbang untukkku dan saat aku masuk rumah terlihat keadaan rumah sudah rapi dan bersih. Ternyata enak juga ya punya pembantu, itu aku langsung mandi dan meyuruhnya membuatkan kopi untuk menemaniku mengerjakan laporan nanti malam. Selanjutnya keseharianku cukup terbantu dengan adanya Mbak Dewi di rumahku. Aku tidak perlu lagi memikirkan kebersihan rumah dan pola makanku pun sekarang lebih teratur. Mungkin aku hanya perlu mengajarkan dan memberi tahu kepadanya tentang hal-hal yang harus dia perhatikan dalam melaksanakan tugasnya. Setelah 2 minggu di rumahku, dia nampak sudah tidak canggung lagi. Dewi sudah dapat beradaptasi dengan lingkungan di sekitar rumahku, termasuk dengan pembantu-pembantu lain di kompleks rumahku. Dan setelah aku perhatikan setiap aku ada di rumah, pakaian yang dikenakan Mbak Dewi hanya itu-itu saja, aku pun lalu bertanya kepadanya. ” Mbak kok pakaiannya itu-itu aja,emang kamu punya baju berapa?”. “Iya mas, masih ada kok beberapa, tapi emang cuma sedikit saya bawanya, habis yang di kampung sudah jelek-jelek Mas”jawabnya. “Kamu kenapa g bilang,ya udah besok Minggu aku anterin kamu belanja ya, kamu g usah khawatir gaji kamu aku potong, anggap aja ini bonus buat kamu”. ” Wahh mas g usah repot-repot, saya masih bisa pakai pakaian yang ada kok” dia masih merasa sungkan. “Udah pokoknya kamu g boleh nolak, besok minggu kamu ikut saya”. Akhirnya hari Minggu aku dan Dewi pergi ke sebuah departement store di dekat rumahku,aku membelikan dia beberapa pakaian yang kebanyakan adalah daster seperti yang selama ini dia pakai. Dan semenjak itu, hubunganku dengan Dewi pun semakain dekat, nampaknya sudah tidak ada perasaan canggung di anatara aku dan Dewi. Bahkan dia sudah mulai menceritakan masa lalu dan masalah-masalah yang dihadapinya, begitu juga dengan aku. Hingga suatu malam, untuk merayakan selesainya suatu proyek besar perusahaan, aku dan teman-temanku pergi ke tempat hiburan malam dan hingga membuat aku mabuk dan tak sadarkan diri. Aku pun diantar oleh temanku untuk pulang ke rumahku. Sesampainya di rumah Dewi nampak terkejut dengan keadaanku, karena sebelumnya aku belum pernah sampai seperti ini. Dia membawaku ke kamar tidurku dan akhirnya membaringkan aku di tempat tidur hingga aku tertidur. Beberapa hari setelah kejadian itu, saat aku dan Dewi berada di ruang tengah dan nonton tv, Dewi menanyakan kejadian itu kepadaku. “Mas waktu itu kenapa sampai mabuk gitu to?” tanyanya. “Iya mbak,waktu itu diajak sama temen” jawabku. “Itu kan g baik buat kesehatan Mas, mbok jangan kaya gitu lagi Mas” dia menasehatiku. “Iya mbak aku tau kok tapi kadang kalo lagi stres gitu pengennnya kok mau minum aja Mbak, ya gimana lagi ya Mbak” jawabku. “Nah daripada minum kok g cerita sama saya aja Mas, ya meskipun saya g bisa bantu tapi itu kan lebih baik daripada harus mabok, iya to Mas?” “Iya bener Mbak,saya akan cerita deh ke Mbak besok”. Hingga akhirnya setelah ngobrol panjang lebar aku pun jadi bercerita kepanya kalo aku juga sering jajan ke temapt pelacuran kalo nafsu seksku lagi tinggi. “Dan aku juga mau cerita Mbak kalo aku juga sering nyari pelacur kalo lagi nafsu tinggi gitu, yaa habisnya gimana ya mbak, laki-laki susah Mbak kalo udah horny gitu, hehehe” candaku. Dia nampak tercengang dan tidal percaya dengan ceritaku. “Oalah Mas, itu kan dosa dan ga bersih, nanti salah-salah Mas bisa kena pirus lho” jawabnya. “Iyaa Mbaak, aku selalu pake pengaman kok kalo kesana, habisnya emang susah diajak kompromi si adek Mbak kalo lagi pengen, hehe” jawabku. Dia hanya diam mendengar jawabanku, lalu aku pun memberanikan diri bertanya kepadanya “Lha Mbak sendiri gimana hayo kalo lagi pengen?”. Dia bingung dan malu mendengar jawabanku, ” Ahh mas ini ada-ada aja nanyanya” jawabnya malu. “Tapi ga mungkin kan Mbak ga pernah punya keinginan untuk hal itu, terus Mbak gimana kalo lagi pengen, apa Mbak pernah masturbasi?” cecarku. “Ahh sudah ah mas ngomongin itunya,saya jadi malu”. ” Ga usah malu sama saya Mbak, jawab aja”. Dia pun akhirnya mau mengakui “Iya mas,kalo lagi kepengen banget saya kadang masturbasi Mas” jawabnya malu. Akhirnya setelah obrolan malam itu,aku jadi lebih sering memperhatikan pembantuku Dewi, ternyata dia cukup menarik juga dengan wajah yang tidak terlalu cantik, kulitnya kuning langsat khas wanita sunda. Payudaranya juga cukup besar,mungkin sekitar 36c meskipun sudah agak kendor. Dan yang paling aku suka adalah pantatnya yang montok dan besar, hingga aku sering sering memperhatikan kalo dia sedang berjalan. Aku sangat menginginkan tubuhnya yang seksi itu. Sungguh membuatku horni dan terangsang. Suatu malam saat tugas laporan menumpuk membuatku semakin suntuk dan bosan. Apalagi si adekku ini tidak bisa diajak kompromi dengan selalu berontak meminta pelampiasan. Memang nafsuku sedang tinggi malam ini dan aku tidak tahu harus melampiaskannya dengan siapa. Aku tidak begitu suka untuk masturbasi, lebih baik aku mencari PSK daripada aku masturbasi. Tetapi kali ini aku sedang malas keluar rumah dan tiba-tiba terbersit wajah Dewi di benakku. Tapi aku ragu untuk melakukan itu,perasaan bimbang menyelimuti pikiranku. Masa aku harus dengan pembantu untuk melampiaskannya, batinku. Akhirnya dorongan nafsu membuatku memutuskan untuk mendatangi Dewi di kamarnya. Saat aku ke kamarnya, Dewi sedang melipat baju-bajunya. Akupun lalu duduk di kursi dalam kamarnya. Dia nampak terkejut dengan kedatanganku ke kamarnya namun masih melanjutkan kegiatan melipat bajunya. “Ada apa Mas kok tumben malem-malem ke kamar saya?. Apa Mas Yoga masih laper?” tanyanya. “Ga papa kok, saya g laper kok Mbak, saya Cuma pengen ngobrol sama kamu”. jawabku bimbang. “ohh mau ngobrol apa to Mas, sini saya temenin ngobrol kalo gitu” jawabnya. “ Iya sebenernya saya pengen minta tolong sama Mbak”. “ Minta tolong apa Mas? Saya pasti mau kalo saya emang bisa bantu Mas.” jawabnya. Aku berada di persimpangan untuk menyampaikan keinginanku kepadanya, tetapi aku pikir ga akan tahu hasilnya kalo g dicoba. Akhirnya aku pun memberanikan diri untuk mengatakan keinginanku kepadanya. “Jadi gini, Mbak Dewi kan kalo saya sering pergi ke pelacuran kalo nafsu lagi tinggi”. Dia nampak memperhatikan dengan serius setiap omongan yang keluar dari mulutku. “Terus kenapa Mas, saya kok masih belum ngerti”. jawabnya Wanita ini emang bener-bener masih polos, pikirku. “ Sekarang ini nafsu saya lagi tinggi Mbak, saya pengen minta tolong sama Mbak buat..buat..” aku masih ragu untuk mengungkapkannya. “Buat apa Mas?” tanyanya. Setelah pertanyaanku tadi aku pun berpikir sudah terlambat untuk mengurungkan niatku, hingga akhirnya aku mengatakan kepadanya tentang keinginanku. “ Saya pengen minta tolong Mbak buat ngocokin kontol saya” jawabku Dia nampak terkejut dengan permintaanku tersebut, dan kulihat mukanya lansung berubah antara malu dan sedikit marah. “Mas saya bukan wanita seperti itu, jadi Mas jangan coba-coba memaksa saya” jawabnya dengan sedikit membentak. “Saya ga maksa kok Mbak, saya cuma mau minta tolong ke Mbak, itu pun kalo Mbak mau, tapi kalo ga mau ya sudah. Nanti biar saya cari PSK saja kalo gitu”. Dia hanya terdiam mendengar jawabanku, aku juga tidak tahu apa yang dia pikirkan. Setelah itu akupun keluar dari kamarnya dengan sedikit membanting pintu. Ada perasaan menyesal setelah mengatakan keinginanku kepada Mbak Dewi, tetapi ya sudahlah semua itu sudah terlanjur. Aku kembali ke kamarku dengan perasaan tak menentu. Untuk mengusir suntukku aku pun menghisap rokok Sampoerna Mild kesukaanku sambil menikmati pemandangan di luar rumahku.. Di tengah kegundahanku tiba-tiba ada yang mengetok pintu kamarku, aku pun tahu kalo itu adalah Mbak Dewi. Dalam pikiranku mungkin dia mau minta berhenti menjadi pembantuku. Dengan malas aku pun menyuruhnya masuk. “Ada apa Mbak?” tanyaku saat dia berada di ambang pintu. “Mas, sebaiknya Mas jangan cari PSK, itu ndak baik Mas” jawabnya dan aku hanya diam sambil menghisap rokoku. “ Saya mau memenuhi permintaan mas tadi, tapi Mas harus janji jangan nyari PSK di luar” jawabnya sambil tertunduk malu. Aku pun secara refleks langsung menoleh ke arahnya, sesaat pandangan ku sempat bertemu dengan pendangannya. “Beneran kamu mau memenuhi permintaan saya tadi? Saya ga maksa kamu kok. “iya mas saya mau, tapi Cuma itu saja ya Mas, jangan keterusan. Setelah saya pikir-pikir Mas sudah banyak membantu saya dan keluarga dan saya ga mau Mas terus-terusan jajan PSK di luar”. Aku pun langsung menghampirinya dan memegang tangannya dan aku ajak dia ke arah tempat tidurku. Dia hanya menunduk dan tidak berani melihat ke arahku saat aku memegang tangannya, entah apa yang dia pikirkan. Tanpa pikir panjang akupun mulai melepas satu per satu pakaianku hingga aku hanya mengenakan CD. Dia nampak terkesima dengan tubuh atletisku dan tonjolan besar yang ada di selakangannku yang tidak mampu ditampung semuanya oleh CD kecilku hingga kepala penisku menyembul ke atas. Akupun lansung merebahkan diri di tempat tidur sementara dia masih duduk di tepi tempat tidurku. “Ayoo Mbak naik aja, kalo disitu kurang enak posisinya” dia pun naik ke atas ranjangku. “Mbak tolong bukain CD saya yaa!” perintahku sambil menuntun tangannya yang masih malu-malu untuk membuka CDku. Akhirnya dia menurunkan CD ku hingga melewati ujng kakiku lalu melipatnya dan meletakannya disamping tubuhku. Sungguh pemandangan yang indah menurutku dan membuat aku semakin bergairah karenanya. Dia pun mulai memegang penisku yang sudah ngaceng berat minta pelampiasan, dielus-elus penisku dengan lembut dari dari bawah hingga ujungnya. Ohh sungguh nikmat dan lembut sekali tangannya, pikirku dalam hati sambil memejamkan mata. Merupakan sensasi tersendiri dan pengalaman baru bagiku merasakan kocokan tangan pembantuku. “Mas saya takut, punyanya Mas gede banget” pujinya sambil tetap mengelus penisku. “Takut apa suka Mbak? candaku. “ Dulu punya suaminya g segede ini apa Mbak?” tanyaku. Dia nampak malu mendengar pertanyaanku tadi. Memang penisku termasuk berukuran besar,dengan diameter sekitar 4-5 cm dan panjang sampai 15 cm telah membuat banyak wanita bertekuk lutut dengan permainan seks ku. Dia mulai mengocok penisku secara perlahan dan kadang diselingi dengan gerakan memutar disekitar kepala dan ujung penisku membuatku semakin melayang. Nampaknya dia sudah mahir untuk urusan kocok mengkocok penis. Betapa bahagianya dulu suaminya,pikirku. Hanya desahan yang keluar dari mulutku. Setelah sekitar 20 menit penisku dikocoknya aku sudah hampir sampai di puncak kenikmatanku. “Mbak aku sudah mau keluar Mbak, teruuuus mbakk, ohhhh enaakk mbak, teruuus”. Dia hanya diam dan terus mengocok penisku, dan mengetahui aku sudah hampir keluar dia mengeluarkan jurus mautnya yaitu dengan mengeluarkan ludah pada tangannya dan dioleskan ke penisku. Mendapat perlakuan tersebut aku sudah tidak mampu menahan gejolak kenikmatan dalam diriku. Akhirnya tak lama kemudian tubuhku pun mengejang dan kaku disertai dengan keluarnya air mani dari penisku yang timpah di perutku dan sebagian mengenai tangan Mbak Dewi. Aku pun langsung lemas dan memejamkan setelah menyelesaikan sisa-sisa kenikmatanku. Sunggu aku pikir ini adalah kenikmatan yang spesial yang pernah aku rasakan,meskipun hanya melalui kocokan tangan pembantuku tetapi mampu memberikan sensasi yang luar biasa. Setelah selesai melakukan tugasnya aku lihat Mbak Dewi brjalan ke arah lemari yang ada di kamarku dan mengambils sebuah handuk kecil lalu dibasahinya handuk tersebut dengan air. Dia mengbersihkan sisa-sisa spermaku yang ada diperut dan penisku. Sungguh sensasi yang luar biasa diberikan oleh pembantuku yang satu ini. Setelah itu aku pun terlelap tidur dengan penuh kepuasan. Setelah kejadian malam itu aku pun menjadi semakin sering melakukan masturbasi bersama Mbak Dewi. Meskipun kadang dia enggan untuk melakukannya, tapi aku melihat pancaran kebahagian setiap kali dia memegang penisku. Bahkan kalau dia terlalu lelah mengocok penisku, tak jarang dia sampai tertidur di ranjangku dengan masih memeluk pinggangku. Kegiatan itupun berlanjut setiap malam entah sampai kapan. Bagitulah hubungan seksualku dengan pembantuku yang hot ini. TAMAT CeritaDewasa Paling Hot Cicipi Meki Anak Pelajar SMP Yang Lagi Sange Tubuh mudanya yang sudah mulai matang terbayang jelas. Paha dan betisnya terlihat putih mulus, dan pantatnya membulat indah. Aku menelan ludah dan terus masuk menyiapkan makanan. Setelah makanan siap, aku memanggil Sinta. Suatu hari di suatu Pesantren tepatnya di ruang kepala Pesantren tampak seorang pria berumur 45 tahun sedang merenung, entah apa yang sedang dia pikirkan. Wajahnya tampak gelisah, dengan raut muka serius duduk di belakang meja kerjanya yang nyaman. Namanya Ustad Risman Kusbiantoro, berkulit sawo matang berperawakan tinggi dengan perut yang agak buncit. Sudah dua tahun Ustad Risman menjadi kepala Pesantren tersebut. Namun entah mengapa baru hari ini dia mulai berpikir mesum."Mungkin ini gara-gara film porno yang aku tonton tadi malam", begitulah pagi tadi Ustad Risman tidak hentinya berpikiran jorok ketika bertemu dengan para Ustadzah-ustadzah di Pesantren tersebut."Aku rasanya ingin sekali mencicipi tubuh-tubuh sexy mereka" kata-kata itu selalu muncul ketika Ustad Risman bertemu dengan para ustadzah di Pesantren itu yang rata-rata masih suatu saat dia mulai tersenyum, terbersit dalam pikirannya bagaimana cara untuk bisa menikmati para guru tersebut. Dia mulai berpikir jika kekuasaan yang dia miliki di Pesantren itu bisa dia jadikan senjata untuk mengajak para Ustadzah di Pesantren tersebut naik istirahat Pesantren. telah tiba dengan ditandai bunyi nyaring bel tanda istirahat. Murid-murid berhamburan menuju kantin Pesantren. , begitupun para guru mulai berkumpul di ruangan kantor guru. Begitupun tak ketinggalan dengan Ustadzah, seorang guru honorer mata pelajaran bahasa inggris di Pesantren. itu, berusia 28 tahun, berperawakan tinggi langsing, berkulit putih dengan rambut sebahu yang biasanya disanggul kalau sedang mengajar, tak ketinggalan kacamata yang menambah anggun wajahnya. Hari itu Ustadzah Ernita tengah berbincang dengan sesama rekannya di kantor guru. Ada Ustad Hamdan dari bagian kurikulum dan juga Ustadzah Astri yang mengajar mata pelajaran Bahasa Arab. Ketika sedang asik berbincang-bincang datanglah Mang Yono yang merupakan penjaga Pesantren. di Pesantren. tersebut."Maaf ganggu nih, Ustadzah Ernita dipanggil sama Ustad Risman katanya bu" Mang Yono langsung memotong pembicaraan mereka."Wah ada apa ya mang? Tumben nih Ustad Risman panggil saya" sahut Ustadzah Ernita dengan senyuman manisnya."Waduh bu,saya juga kurang tau" jawab Mang Yono sambil garuk-garuk kepala cengengesan namun matanya tanpa disadari guru-guru yang ada disitu tengah melirik gumpalan payudara Ustadzah Ernita yang walaupun tertutup baju seragam mengajarnya tetap terlihat membusung menggemaskan."Hmmm...baik Mang saya sebentar lagi ke sana" sahut Ustadzah Ernita sambil kemudian berpamitan kepada Ustadzah Astri dan Pak Hamdan."Tok...tok...tok.." Pintu ruangan Kepala Pesantrenitu diketuk dari luar, sesaat kemudian masuklah seorang wanita cantik berseragam baju kurung abu-abu dan jilbab yang menutup rambut dengan kacamata yang menghiasi wajahnya."Oh...Ustadzah, mari silakan duduk bu" suara berat menyambutnya."Bapak panggil saya ada keperluan apa ya?" sahut Ustadzah Ernita sambil duduk di depan meja Kepala Pesantrentersebut."Eh anu bu ada hal penting yang harus saya sampaikan sama ibu dan rekan-rekan lainnya, nanti akan saya panggil satu persatu" kata Ustad Risman dengan nada bicara dibuat seberwibawa mungkin."Oh...hal penting apa pak?" Ustadzah Ernita tampak Risman mulai menjelaskan tentang hal yang harus dia sampaikan kepada para guru khususnya para guru honorer di Pesantren. tersebut. Menurutnya pihak yayasan sudah memberikan keputusan jika di Pesantren. tersebut harus mulai berhemat dalam segi pengeluaran, yang berimbas terhadap pengurangan staff pengajar."Jadi artinya saya diberhentikan pa"? Ustadzah Ernita mulai bertanya."Bisa ya bisa juga tidak" jawab Ustad Risman tenang."Jadi bagaimana Pa?" Ustadzah Ernita mulai penasaran."Saya akan menyeleksi para guru disini bu, karena saya diberi wewenang dalam mengambil keputusan itu" jawab Ustad Risman dengan Ustad Risman mulai menjelaskan secara mendetail tahapan-tahapan seleksi tersebut, bagaimana cara penilainnya dan sebagainya. Ustadzah Ernita tampak serius mendengarkan penjelasan dari Ustad Risman, hingga suatu saat Ustadzah Ernita mulai penasaran dengan apa yang dikatakan Kepala Pesantrentersebut"Tapi jika ibu tak keberatan saya punya cara lain agar ibu bisa lolos seleksi dan tetap mengajar di Pesantren. ini" itulah kata-kata terakhir dari penjelasan Ustad Risman yang panjang penasaran dan wajah bersinar Ustadzah Ernita pun bertanya, "apa itu pa?"."Ibu harus mau tidur dengan saya" jawab Ustad Risman dengan tenang dan senyum petir di siang bolong Ustadzah Ernita mendengar kata-kata itu, ia tak menyangka jika orang yang selama ini ia anggap sangat terhormat bisa berkata semenjijikan itu."Jangan harap itu terjadi Risman" ucap guru bahasa inggris tersebut dengan nada tinggi dan amarah yang menggebu. "Ternyata anda sangat menjijikan" amarah Ustadzah Ernita ditanggapi dengan sangat tenang oleh Ustad Risman, ia telah mengantisipasi jika hal itu akan terjadi."Hmmm...baik kalau itu mau Ustadzah, saya tidak apa-apa jika ibu menolak" ungkapnya dengan sambil beranjak dari tempat duduknya dia memaparkan semua kemungkinan yang akan terjadi jika ajakannya itu mendapat penolakan."Saya tidak apa-apa bu, silahkan ibu mengikuti seleksi akan tetapi saya pastikan kalau ibu akan jadi orang pertama yang saya nyatakan gagal" ungkapnya dengan senyum memuakan. "Silahkan ibu pikirkan kembali". Ustadzah Ernita tampak merenung, pikirannya kacau balau. Ia mulai memikirkan masa depannya, bagaimana keluarganya, anak semata wayangnya yang baru berusia empat tahun, dan suaminya yang saat ini tengah menganggur akibat terkena PHK dari tempatnya bekerja."Siapa yang akan menafkahi keluargaku?" Ustadzah Ernita seketika buyar ketika mendengar bel tanda masuk berbunyi. Tanpa ia sadari sudah 1 jam ia berada di ruangan Kepala Pesantrenmesum ini."Bagaimana Ustadzah? Mau terima tawaran saya atau anda akan mengikuti seleksi yang sia-sia itu?" Tanya Ustad Risman dengan senyum yang menjijikan. "Silahkan ibu kembali mengajar, saya tunggu sepulang Pesantren. disini ya bu" ujarnya dengan masih mengembangkan senyum tak berkata apapun Ustadzah Ernita meninggalkan ruangan Kepala Pesantren tersebut, langkahnya lemah tak bergairah. Beberapa murid dan sesama guru yang menyapanya ia jawab seadanya dan dengan senyum yang dipaksakan. Sampai pada suatu ketika ia berpapasan dengan Ustadzah Linda , seorang guru honorer mata pelajaran Fiqih yang juga seorang janda muda belum mempunyai anak yang dikenal banyak orang sebagai wanita yang gampang diajak naik ranjang. Dalam pikiran Ustadzah Ernita terbersit jika Ustadzah Linda ini bisa jadi orang yang lolos seleksi Kepala Pesantren mesum itu. Lalu mulai timbul rasa iri di hati Ustadzah."Ini dia sainganku" begitulah kira-kira pikirnya."Eh Ustadzah Erni, katanya tadi Ustad Risman manggil ibu? Ada apa ya? Terus katanya semua guru juga akan dipanggil menghadap, ada apa bu?" Tanya Ustadzah Linda Ustadzah Ernita pun menceritakan hal yang dibicarakan bapak Kepala Pesantren itu tadi akan tetapi iya tidak menceritakan semuanya apalagi tentang ajakan jalan pintas Ustad Risman terhadap dirinya."Wah...Ustadzah Erni bisa jadi sainganku nih" ucap Ustadzah Linda jujur."Ah Ustadzah Lindasaya pamit dulu, anak-anak sudah nunggu pelajaran saya di kelas" jawab Ustadzah Ernita tak menanggapi ucapan Ustadzah Linda sambil beranjak menuju ke tak terasa berlalu, bel tanda jam pelajaran terakhirpun sudah berbunyi. Para murid berhamburan meninggalkan Pesantren. tersebut, begitu pula para guru. Di ruang guru hanya tersisa beberapa orang guru saja yang sekarang tengah bersiap pulang tak terkecuali Ustadzah."Ustadzah Erni yuk pulang bareng, kebetulan suami saya jemput bawa mobil" ajak Ustadzah Indahseorang guru cantik yang baru saja menikah. "Oh..engga..eh silahkan bu duluan saya masih ada kerjaan ngoreksi hasil ulangan anak-anak" jawab Ustadzah Ernita tergagap karena pikirannya sedang menerawang."Kalau gitu saya duluan ya bu" ungkap Ustadzah Indah yang dibalas dengan anggukan dan senyum manis Ustadzah."Ustadzah Erni yuk pulang bareng, kebetulan suami saya jemput bawa mobil" ajak Ustadzah Indah seorang guru cantik yang baru saja menikah. "Oh..engga..eh silahkan bu duluan saya masih ada kerjaan ngoreksi hasil ulangan anak-anak" jawab Ustadzah Ernita tergagap karena pikirannya sedang menerawang."Kalau gitu saya duluan ya bu" ungkap Ustadzah Indah yang dibalas dengan anggukan dan senyum manis Ustadzah. Ustadzah Ernita mengambil ponselnya dan memberi tahu suaminya di rumah jika ia kemungkinan pulang agak sore dikarenakan ada rapat dengan staff guru di Pesantren. , dan tentu saja itu berbohong. Ia keluar dari ruang guru, namun ia berbelok ke ruang Kepala Pesantrensetelah melihat-lihat kanan kiri dan memastikan tidak ada yang melihatnya ia mulai mengetuk pintu ruang Kepala Pesantrentersebut."Masuk Ustadzah" suara dari dalam menjawab ketukan di pintu ruangan tersebut seakan-akan yang di dalam tahu kalau yang datang itu dirinya."Hmmm...Ustadzah,mari bu sini dan kunci pintunya" ucap Ustad Risman yang melihat Ustadzah Ernita masuk kerbau yang dicucuk hidungnya Ustadzah Ernita menurut mengunci pintu dan menghampiri Ustad Risman yang tengah duduk di sofa ruangan Kepala Pesantrentersebut sambil menikmati sebatang rokok. Hatinya menjerit lirih, hari ini ia akan menghianati suaminya dan menyerahkan kehormatannya."Maafkan mamah pah" begitulah kata hatinya ketika mengingat suaminya."Oh bukan disitu bu duduknya,tapi disini" ungkap Ustad Risman sambil menepuk-nepuk pahanya ketika melihat Ustadzah Ernita hendak duduk di gontai Ustadzah Ernita melangkah mendekati Ustad Risman dan mendaratkan pantatnya yang semok itu menyamping di pangkuan Ustad Risman."Sudah lama saya menginginkan ini Ustadzah, ibu terlihat sangat sexy dan menggairahkan" ucap Kepala Pesantrentersebut sambil merangkulkan tangan kirinya di pinggang Ustadzah Ernita dan mengelus bongkahan pantatnya yang ketinggalan tangan kanannya mengelus pipi Ustadzah Ernita dan mengusap air matanya lalu berakhir di daun telinga, jari gemuknya mengelus leher jenjang dibalik Jilbab yang menggiurkan."Tak usah menangis bu, nikmati saja" ucap Ustad Risman sambil kembali mengusap air mata suara bergetar Ustadzah Ernita akhirnya angkat bicara "sudahlah pak jangan merayu, kita mulai saja agar semuanya cepat selesai dan bapa puas".Ustad Risman menyeringai penuh kemenangan, lalu dengan tangan kirinya dia mendorong kepala Ustadzah Ernita ke arahnya dan mulai mencium bibir ranum dan tipis wanita itu. Tangannya mulai menjamah semua bagian tubuh Ustadzah. Tanpa disadari Ustadzah Ernita gairahnya mulai merangkak naik seiring dengan usapan dan jamahan tangan Ustad Risman di mulai berubah menjadi pagutan. Air mata Ustadzah Ernita mereda, sekarang ia mulai melayani pagutan-pagutan ganas Ustad Risman. Bunyi kecipak air liur mulai terdengar bahkan sayup-sayup mulai terdengar desahan Ustadzah Ernita ketika Ustad Risman meremas payudarnya dengan kasar dari balik seragam."Ohhhh..ahhh...yaaahhh" desahan Ustadzah Ernita mulai Ustad Risman sangat piawai memancing gairah perempuan, terlihat dari gerakan Ustadzah Ernita yang tadi tampak terpaksa justru sekarang berbalik menjadi memaksa Ustad Risman untuk bercumbu dengannya. Tanpa sadar jari-jari lentik Ustadzah Ernita mulai mempereteli kancing baju Ustad Risman. Ia sangat bergairah dan ingin segera mengeluarkan hasrat yang paling liar dari dalam dirinya yang selama ini dikenal sebagai sosok pengajar yang alim. Air liur keduanya bercampur bahkan tampak meleleh di dagu keduanya."Oh Ustadzah...kau sangat bergairah sekali" ucap Ustad Risman di sela-sela pagutannya."Jangan banyak omong pak, mari kita selesaikan" jawab Ustadzah Ernita itu berlanjut. Ustad Risman kini sudah bertelanjang dada. Perut buncit dan dadanya yang berbulu itu kini sedang dijilati Ustadzah Ernita dengan buas. Tak ketinggalan tangan kanan Ustad Risman kini tengah memainkan vagina Ustadzah Ernita dari balik celana panjang abu-abu yang senada dengan bajunya. Tangan Ustadzah Ernita tanpa sadar membuka kancing baju kurungnya, tak ketinggalan juga ia membuka BH-nya. Seakan mimpi Ustad Risman memelototi payudara ranum berputing coklat indah yang meloncat di hadapannya. Ustadzah Ernita melepaskan pagutannya, lalu kedua tangannya meraih kedua payudara ranum itu dan meremasnya, pandangan sayu dan senyum menggoda mengembang, dengan kerlingan mata binal ia melirik Ustad Risman dan dengan desahan lirih ia mulai berkata menggoda"ko diliatin terus pak? Inikan jalan pintas buat saya agar tidak bapak pecat? Ayo nikmati Ustad Risman yang terhormat" seru Ustadzah Ernita sambil tidak hentinya meremas payudara tangan bergetar Ustad Risman menggerakan tangannya menggapai payudara Ustadzah Ernita yang tadinya sangat terpaksa justru sekarang tampak binal. Ia seperti merasa ini mimpi. Awalnya ia berpikir kalau Ustadzah Ernita akan susah untuk ditaklukan. Kini Ustad Risman tengah asik menyusu di payudara Ustadzah Ernita yang sedang mendesah seperti orang kepedesan menikmati lumatan dan sedotan mulut Ustad Risman di payudaranya. Keduanya mulai tak sabar. Ustad Risman menurunkan Ustadzah Ernita dari pangkuannya dan dengan terburu menelanjangi dirinya sendiri. Begitupun Ustadzah Ernita yang membuka baju kurung dan kaus kaki hitamnya sedangkan Jilbabnya masih tetap dipakai , dengan gaya yang menggoda diasertai wajah alim sambil duduk di atas sofa ruangan Kepala Pesantrentersebut yang walaupun ber-AC tapi kini malah terasa sangat panas bagi mereka berdua. Ustadzah Ernita tampak kaget sekaligus kagum ketika Ustad Risman sang Kepala Pesantrenmesum berdiri di hadapannya sambil mengocok pelan kemaluannya."Hmmm...ah besar sekali pak" ucap Ustadzah Ernita sambil menggerakan tangannya menggapai kemaluan Ustad Risman lalu mengocoknya dengan pikiran Ustadzah Ernita ia sangat mengagumi kemaluan kepala Pesantrenya yang besar dan panjang, bahkan telapak tangannya pun tak mampu untuk menggenggamnya,"ini sangat berbeda dengan kontol suamiku, ini sangan panjang, besar, hitam dan berotot. Yah...inilah kontol yang selama ini aku inginkan mengobok-obok memekku" itulah pikir Ustadzah."Ustadzah,maukah ibu nyepong kontol saya?" Pertanyaan Ustad Risman mengagetkan lamunan Ustadzah Ernita lalu ia mengangguk dan tersenyum menggoda. Ustadzah Ernita menyuruh Ustad Risman duduk di sofa dan menaikan kakinya mengangkang. Lalu ia turun dan berlutut di depan Ustad Risman yang tengah mengangkang di atas sofa. dengan masih menggunakan Jilbab Ustadzah Ernita mulai memperlihatkan kehebatannya memuaskan kaum pria. Ia jilat semua bagian kemaluan Ustad Risman mualai dari biji pelir hingga ujungnya dan diakhiri dengan kuluman dan sedotan yang dahsyat. Beberapa menit berselang Ustad Risman menyudahi Ustadzah Ernita yang tengah asik melumat kemaluannya, ia sangat terangsang melihat wajah alim berjilbab mengisap kontolnya. Ia suruh Ustadzah Ernita naik ke atas sofa dengan kepala dan tangan ada di sandaran sofa tersebut dan tubuh menungging menunjukan lubang kemaluan yang berbulu tipis dan lubang anus yang coklat mengerucut menggoda menawarkan berjuta disangka wajah ayu guru Bahasa Inggris itu menoleh dan tersenyum ke arah Ustad Risman yang tengah mengagumi semoknya tubuh telanjangnya."Pak, ko saya jadi kaya pelacur?" Ucap Ustadzah Ernita dengan senyum dan desah menggoda."Kamu memang pelacur Ustadzah Ernita. Pelacur buat saya" ungkap Ustad Risman sambil membenamkan wajahnya di pantat semok Ustadzah buas Ustad Risman menjilati dan menyedot lubang vagina Ustadzah Ernita, bahkan sesekali ia juga menjilat lubang anusnya. Diperlakukan seperti itu Ustadzah Ernita sangat senang hatinya malah berbunga dikatakan sebagai pelacur, bahkan ketika jari telunjuk tangan kanan Ustad Risman menerobos lubang anusnya sambil menyedot lubang vaginanya ia malah mendapatkan orgasme yang hebat sehingga air kenikmatannya menyembur membasahi wajah Kepala Pesantrentersebut."Ahhhh...ahhh...nikmat sekali pak..hmmm..." Desah Ustadzah Ernita ketika orgasmenya lemas Ustadzah Ernita membalikan badannya dan duduk menyender di sofa, begitupun dengan Ustad Risman. Mereka duduk berpelukan mengistirahatkan sejenak tubuh mereka. Sambil istirahat tak henti-hentinya Ustadzah Ernita mengelap wajah Ustad Risman yang semakin jelek karena terkena semburan air kenikmatan miliknya, dan sesekali menciumi laki-laki mesum tersebut."Wah kayanya Ustadzah Ernita berbakat jadi pelacur,gimana kalau saya jadi germonya" terang Ustad Risman dengan cengengesan. Tapi bukannya marah dengan perkataan tersebut Ustadzah Ernita malah menanggapinya dengan santai dan nampak senang."Aaa..bapak"," tapi kalau saya jadi pelacur masih boleh kan saya ngajar di Pesantren. ini pak, siapa tau sambil ngajar saya bisa sambil melacur buat murid,guru dan staff di Pesantren. ini...kan lumayan"."Waduh Ustadzah Ernita ini jadi seneng ya kalau banyak yang ngentot" tanya lagi Ustad Risman sambil tangannya tak berhenti meremas payudara Ustadzah Ernita."Sssst...udah ah pa, denger entot-entotan rame-rame saya jadi pengen ni" jawab Ustadzah Ernita dengan kerling beberapa menit merekapun kembali berpagutan panas, dan tak lama kemudian Ustad Risman mengatur posisi Ustadzah Ernita di atas sofa. Ia kembali ditunggingkan. Sementara Ustad Risman telah siap dibelakang Ustadzah Ernita dengan kemaluan tegak mengacung di depan lubang vagina Ustadzah Ernita yang menungging menantang."Bu saya tusuk sekarang ya" sambil berkata demikian Ustad Risman mendorong kemaluannya memasuki vagina legit Ustadzah Ustadzah Ernita memejamkan mata dan membuka mulutnya membentuk huruf O merasakan mili demi mili kontol panjang, hitam, besar,dan berurat milik Ustad Risman memasuki vaginanya. Setelah ujung kemaluan Ustad Risman terbenam semua di dalam vagina Ustadzah Ernita, ia mendiamkannya sesaat untuk meresapi pijatan dan kehangatan vagina guru bahasa Inggris tersebut. Setelah dirasa cukup, Ustad Risman mulai menggerakan pinggulnya secara detik berlalu penuh kenikmatan. Ustad Risman terus meningkatkan tempo genjotannya di vagina Ustadzah Ernita yang legit, hangat dan basah. Desahan mulai terus terdengar di ruangan tersebut. Ustadzah Ernita mengimbangi kebrutalan genjotan Ustad Risman dengan goyangan pinggulnya. Selang 5 menit mereka berganti gaya. Kini gantian Ustadzah Ernita berada di atas, dia memamerkan goyangan erotisnya dalam memuaskan Ustad Risman. Sambil meremasi payudaranya ia bergoyang dan selang beberapa menit Ustadzah Ernita mendapatkan orgasmenya kembali di atas tubuh Ustad Risman. Kali ini Ustad Risman tidak mau memberi Ustadzah Ernita kesempatan beristirahat, ia membalikan posisinya dan langsung menghajar vagina Ustadzah Ernita dengan kemaluan besarnya."Aaaahhh...ohhh...ampun..yah..enak...oh" desahan Ustadzah Ernita mulai tak terkendaliOrgasme-orgasme susulan datang bertubi-tubi hingga akhirnya Ustad Risman menggeram sambil memuntahkan lahar kenikmatannya di dalam tubuh guru bahasa Inggris tersebut, tubuh buncitnya ambruk menindih Ustadzah Ernita. Hingga selang beberapa menit ia mencabut kemaluannya tersebut dan berjalan memunguti pakaiannya yang berserakan di lantai ruang Kepala Pesantrentersebut. Setelah keduanya beristirahat sejenak dan berpakaian tak ada satupun yang berbicara hingga Ustadzah Ernita mulai mengeluarkan suara yang terdengar bergetar."Bagaimana, apa bapak puas? Apa saya berhasil melewati seleksi ini pak".Ustad Risman terkekeh menjijikan, lalu memeluk Ustadzah Ernita dan berbisik, "saya sangat puas bu, tapi ibu masih punya lubang satu lagi yang belum saya coba. Sekarang kita pulang bu, suami Ustadzah Ernita sudah nunggu pastinya di rumah, mungkin besok atau lusa saya cicipi lagi ya".Perasaan kesal mulai timbul kembali di hati Ustadzah Ernita, ia merasa dipermainkan oleh Ustad Risman. Akhirnya mereka pulang ke rumah masing-masing dengan membawa perasaan berbeda di kedua hati mereka. Namun tanpa mereka sadari setelah mereka beranjak dari ruangan itu nampak seseorang cengengesan sambil menonton video dalam ponselnya hasil rekamannya sendiriKeesokan harinyaJam menunjukan pukul Di waktu yang masih relatif pagi itu dua insan berlainan jenis sudah mengumbar birahi. Tepatnya di ruang Kepala Pesantrensuatu Pesantren. menengah atas. Ya siapa lagi kalau bukan Ustad Risman si Kepala Pesantrenmesum dan si semok Ustadzah Ernita sang guru bahasa Inggris. Saat itu Ustadzah Ernita tengah menungging di sofa ruang kepala Pesantren. , pakaiannya masih lengkap hanya beberapa kancing baju seragam mengajarnya saja yang terbuka dengan BH tersingkap sehingga menampakan payudara mulusnya bergelantungan ke sana kemari. Rambutnya yang masih dalam keadaan disanggul ke belakang sedikit kusut, beberapa helai nampak telah jatuh di atas dahinya yang telah bercucuran keringat. Rok yang dipakainya telah diangkat menggantung di pinggangnya, sementara celana dalam hitamnya masih menyangkut di lutut wanita itu. Di belakangnya tampak seorang pria buncit berkulit sawo matang berusia 45 tahun tengah menyodok-nyodokan kemaluan besar, hitam dan panjangnya ke lubang nikmat nan legit milik guru bahasa Inggris yang cantik dan seksi tersebut. Kurang lebih sudah 30 menit mereka mengumbar nafsu di ruangan tersebut. Bahkan sudah dua kali Ustadzah Ernita mengalami orgasme oleh kemaluan sang Kepala Pesantren mesum itu. Cairan putih licin dan lengket yang keluar dari vaginanya kini meleleh di paha Ustadzah Ernita. Suara kulit paha membentur pantat kenyal terdengar bersahutan dengan suara desahan dan erangan penuh kenikmatan Ustadzah Ernita. Ini baru hari kedua Ustadzah Ernita digauli Ustad Risman, dimana kemarin siang untuk pertama kalinya dia menyerahkan kehormatan yang selama ini dia jaga dan hanya dia berikan untuk suaminya kepada Ustad Risman dengan diiming-imingi lolos seleksi pengajar di Pesantren. itu yang tentu saja itu hanya akal-akalan Ustad Risman untuk menikmati tubuh sexy, semok dan menggiurkan Ustadzah Ernita. Namun biarpun baru dua kali Ustadzah Ernita digagahi kepala Pesantren. nya tersebut ternyata ia sudah mulai ketagihan dengan ukuran kemaluan Ustad Risman yang jauh lebih panjang, besar dan lebih perkasa dari suaminya. Ia kini tampak pasrah dan menikmati setiap sodokan kemaluan Ustad Risman pada lubang kenikmatannya. Kata-kata kotor dan binal keluar dari mulut ranum dan tipis Ustadzah Ernita disertai senyuman nakal dan kerling mata menggoda lawan jenisnya."Uuuh...yahhh...soddok terushh pak...kontolnya enak" racau Ustadzah Ernita ketika Ustad Risman menggenjotnya dengan kecepatan sedang."Hmmm...Ustadzah Ernita ternyata doyan kontol gede.." Jawab Ustad Risman dengan senyum menjijikannya sambil terus menghujam-hujamkan kemaluan besarnya di lubang legit Ustadzah Ernita."Ohhh...yah pak...ssaya..suka..kontol gede..seperti punya bapak...ooohhh..yaahhh.." Racau Ustadzah Ernita kenikmatan akhirnya mengubah Ustadzah Ernita yang tadinya merupakan seorang istri dan guru yang alim dan terhormat kini malah tampak seperti pelacur binal yang memuja kenikmatan seksual dari lawan jenisnya."Ahhh...kontol enak...aku keluar lagi pak..". Ustadzah Ernita mengerang, bola matanya terbalik, kepala menengadah dengan mulut terbuka ketika kemaluannya berdenyut-denyut menyemburkan cairan orgasme yang ketiga kalinya di pagi itu. Namun tanpa ampun Ustad Risman bukannya menghentikan sejenak genjotannya, akan tetapi ia malah menambah kecepatannya dalam menghentak pantat Ustadzah Ernita yang kini mulai tersungkur dan meringis dikarenakan gesekan pada dinding vaginanya mulai terasa panas."Oh...ampun pak..cepet keluarin pejuhnya oh" racau Ustadzah Ernita sambil Ustad Risman malah semakin beringas melihat Ustadzah Ernita tersiksa dengan genjotannya."Tenang saja bu...masih ada setengah jam lagi kan sebelum jam istirahat?" ucap Ustad Risman sambil menaikan ritme genjotannya dan mencengkram pantat putih mulus nan semok Ustadzah Kepala Pesantren tersebut memang letaknya agak jauh dari ruang-ruang yang lainnya di Pesantren. tersebut sehingga jarang sekali ada orang yang lewat di depannya. Namun hari itu entah merupakan kesialan atau keberuntungan bagi Rizal Ferianto, seorang murid Tingkat 2 Pesantren tersebut. Rizal bermaksud menyerahkan tugas perbaikan kepada Ustadzah Ernita dikarenakan nilainya jeblok pada mata pelajaran Ustadzah Ernita. Setelah mencari di kantor guru dia tidak mendapati Ustadzah Ernita di sana, namun salah satu staff tata usaha di Pesantren. itu mengatakan kalau Ustadzah Ernita tengah menghadap kepala Pesantren. Rizal bergegas menyusul Ustadzah Ernita ke ruang Kepala Pesantren karena dia tak ingin ketinggalan mata pelajaranUstadzah Astri Ustadzah favoritnya. Namun ketika hendak mengetuk ruangan Kepala Pesantren tersebut, sayup-sayup Rizal mendengar suara desahan wanita dari dalam ruangan tersebut dan diikuti geraman seorang pria. Rizal yang penasaran akhirnya mengurungkan niatnya untuk mengetuk pintu. Ia kemudian mengintip melalui jendela yang terletak di pinggir ruangan tersebut. Seperti disambar gledek perasaan anak itu kagetnya bukan main melihat adegan yang terjadi di dalam ruangan tersebut. Guru yang dia cari ternyata tengah berada di atas tubuh buncit kepala Pesantren. nya yang terlentang di sofa ruangan itu dengan mulut dipenuhi kemaluan kepala Pesantren. nya. Vaginanya tengah menduduki wajah Kepala Pesantrenitu yang asik menjilat dan menyedot cairan yang keluar dari dalamnya. Adegan demi adegan ia lihat dari balik jendela itu sambil mengelusi kemaluannya sendiri. Ia tak percaya kalau Ustadzah yang kesehariannya alim tersebut bisa berlaku binal dengan seorang Kepala Pesantren bahkan lebih mirip pelacur ketimbang seorang itu di dalam ruangan Kepala Pesantren tersebut kedua insan yang sedang memacu birahi itu tidak menyadari kalau kegiatannya tersebut tengah ada yang mengintip. Mereka semakin panas melakukan persetubuhan itu, bahkan saat ini Ustadzah Ernita sedang menghentakan pantatnya di pangkuan Ustad Risman dengan posisi membelakanginya. Tampak sekali senyuman senang dari Ustadzah Ernita mendengar Ustad Risman melenguh-lenguh menikmati goyangan pantat semoknya."Ouh...Ustadzah Ernita pintar sekali bergoyang...kontol saya tak ku..at lagih bu" ungkap Ustad Risman ketika kemaluannya akan menyemburkan isinya."Hmmm...baru digoyang memek udah kelojotan pak, gimana kalo di goyang lubang ini" ujar Ustadzah Ernita sambil menunjukan lubang pantatnya di hadapan Ustad Risman dan menusuk-nusukan jari manis tangan kirinya ke lubang pantatnya sendiri."Tahan sebentar lagi saya juga nyampe pak...ouuuhhh" ucap Ustadzah Ernita lagi sambil memperhebat goyangan erotis di atas kemaluan Ustad dalam waktu yang hampir bersamaan keduanya mengalami orgasme yang hebat bertepatan dengan bel tanda istirahat Pesantren. tersebut berbunyi. Setelah beristirahat beberapa menit tampak di ruangan itu Ustadzah Ernita tengah duduk bersimpuh di lantai di hadapan Ustad Risman yang duduk di sofa masih belum mengenakan celana dan mengelus-elus rambut Ustadzah Ernita yang tengah membersihkan kemaluan Kepala Pesantren tersebut dengan bibir dan lidahnya."Kamu hebat Ustadzah Ernita" ungkap Ustad Risman sambil mengelus-ngelus Jilbab Ustadzah Ernita."Terimakasih pak" jawab Ustadzah Ernita singkat sambil tersenyum senang dan melanjutkan tugasnya kembali membersihkan kemaluan Ustad Risman."Sekalian lantainya dibersihkan lantainya" perintah Ustad Risman,rizal pun melotot tak percaya,dia melihat Ustadzah Alim dan dihormati para murid kini merangkak seperti binatang ,dengan jilbabnya Ustadzah Ernita menjilati tumpahan sperma dilantai dengan susu bergoyang-goyang erotik , terlihat memek yang merah dan basah oleh spermaHatinya sangat berbunga-bunga ketika mendapat pujian itu, entah kenapa ia kini malah senang jika dirinya dilecehkan oleh lawan jenisnya, bahkan derlakukan layaknya binatang"Bu nanti kalau di kantor bertemu Ustadzah Astri tolong suruh dia menghadap saya ya" ucap Ustad Risman sambil tersenyum menerawang membayangkan korban berikutnya yang akan dia nikmati."Baik pak, ta..tapi..." ucap Ustadzah Ernita terpotong."Tapi apa bu?" tanya Ustad Risman yang melihat Ustadzah Ernita Ustadzah Ernita memandang mata Kepala Pesantrenmesum itu dan tersenyum genit dengan kerlingan mata binalnya, dan berucap "kalau bapak udah dapet jatah dari Ustadzah Astri ...saya pelacur bapak yang pertama kasih jatah juga ya pak".Mendengar itu gelak tawa menjijikan keluar dari mulut Ustad Risman sambil manggut-manggut dan menepuk-nepuk Kepala Ustadzah Ernita yang tengah tersenyum nakal. Dan diluar ruangan itu rizal pun ikut tersenyum. CeritaHot Keperjakaanku Diambil Oleh Mama Kandungku Sendiri - Perkanal kan aku Jhoni, usiaku saat ini 18 beranjak 19 tahun bulan depan, postur tubuhku sekitar 170 cm, badanku lumayan berotot, karena aku rajin CeritaDewasa - Selingkuh - Sedarah - Hot - Pengalaman nyata ini terjadi kurang lebih 19 tahun yang lalu. Panggil saja aku Wina (nama samaran). Saat itu usiaku 24 tahun dan sudah mempunyai 2 anak yang masih balita. Aku bekerja sebagai salah satu manager pada perusahaan yang berkantor di kawasan Kebayoran Baru. Banyak orang mengatakan diriku cantik. Ceritabokep, cerita dewasa mesum, cerita hot terbaru, cerita ngentot seru, cerita sex bergambar, cerita panas dan gairah birahi, cersex Terbaru. Skip to content. MENU Home; CERITA DEWASA; CERITA PEMERKOSAAN; Cerita Dewasa Desahan Model Yang Amatiran - Ketika aku sedang menmbaca sehelai koran tiba-tiba putriku dengan ekspresi muka memohon Bagikepada teman Seks dewasa paling hot hadiah ngentot dari ibu dosen Cerita bokep - Terlahir dari keluarga sederhana membuatku menjadi anak yg bisa di katakan pemalu, Kejadian ini terjadi sewaktu aku masih kuliah. Karena pada dasarnya aku adalah tipe orang pemalu, maka jarang sekali mempunyai kawan perempuan, awal ceritanya begini sewaktu ujian tengah semesteran ,dosenCeritaPaling Hot iklan header Diberdayakan oleh Blogger. Home Nantinya admin akan terus updite dengan cerita dewasa terbaru, cerita ngentot, cerita sex, cerita hot, cerita sedarah, cerita 18+, foto hot, foto bugil, foto telanjang, video hot, model bugil. Selamat membaca dan terima kasih.CeritaDewasa Ibu Tiri Paling Hot. Cerita Dewasa Ibu Tiri Paling Hot. Setelah ibu meninggal kira-kira empat tahun bapak nikah lagi, jadi aku punya ibu tiri tapi benar-benar gila usianya dengan aku cuma terpaut 2 tahun dan masih muda memang kalau dengan umur ayah terpaut jauh hampir 20 tahun lebih gila pikir aku tapi karena sebagai anak harus Iniadalah cerita dewasa panas yang paling seru Cerita Eksibisionis Nia Mamaku Hamil : 9 Kasihan Mama Part 1 Update sementara Di atas kasur yang spreinya amat kusut, Nia masih terkapar bersama dua lelaki paruh baya yang menyetubuhinya Akhirnya kamipun sampai di rumah teman Via, saat aku mematikan mesin motorku Akhirnya kamipun sampai di rumah ceritaDewasa paling hot | ML di pulau terpencil kumpulan cerita dewasa hot, cerita dewasa seru, cerita ngentot, cerita ML, cerita sexs seks,dan cerita dewasa terbaru update terbaru dari www.alamatkonyol.blogspot.com. Pesta Seks di Pulau Terpencil. Teman2ku, Sintia dan Dina mengajak aku ke pulau, nginep semalem. A5mGrH.